7 FAKTA MENARIK PENGGANDAAN UANG-UANG GAIB DIMAS KANJENG

Posted by Menginspirasi Bersama on 3:04:00 AM

Hingga saat ini, Dimas Kanjeng Taat Pribadi masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Jawa Timur. Dia ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan dua pengikutnya. Yakni Abdul Gani dan Ismail. Namun, kini yang semakin menghangat adalah tentang penggandaan uang yang dilakukannya.

Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Agus Andrianto mengatakan, Abdul Gani adalah orang yang cukup dekat dengan Dimas Kanjeng. Bahkan dia juga tahu tentang modus penggandaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng.


TUNJUKKAN KE PUBLIK: Foto yang diambil pada awal 2012 ini menunjukkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi (tengah) memamerkan uang hasil penggandaan gaibnya. Setelah diperlihatkan kepada masyarakat dan petugas, uang empat peti ini dibawa ke bank untuk ditabung.

“Tapi karena sudah mulai sadar, dia juga yang menjadi pengumpul (uang), kemudian takut dipertanggungjawabkan secara hukum, yang bersangkutan kemudian membantu orang yang pernah menyetor (uang),” terang Agus. Karena itulah Gani akhirnya dibunuh.

Kini, selain kasus pembunuhan, Polda Jatim juga sedang mendalami tentang dugaan penipuan Dimas Kanjeng.

Nah, berikut 7 hal menarik tentang uang-uang gaib Dimas Kanjeng:

1. Pada 2012 menyetor uang sebanyak empat peti ke Bank, hasilnya…

Berdasarkan informasi dan dokumen foto yang didapatkan Jawa Pos, Dimas Kanjeng pernah menunjukkan kepada publik hasil penggandaan uang yang dia lakukan. Dalam foto tersebut terlihat ada empat peti besar berisi uang pecahan seratus ribu.

Jumlahnya diperkirakan miliaran rupiah. Nah, setelah dipamerkan, uang tersebut disetorkan ke bank untuk ditabung. Hasilnya, bank menerima karena itu adalah uang asli.

2. Uang Rp 200 miliar jadi Tp 18 triliun

Najemiah Muin yang merupakan seorang juragan tanah asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang diketahui sebagai salah seorang pengikut Dimas Kanjeng. Bahkan, di Sulsel dia menjadi penyetor uang terbanyak ke Yayasan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Nilainya fantastis. Disebut-sebut mencapai Rp 200 miliar.

Hal tersebut disampaikan menantu Najemiah, Soefian Abdullah kepada Fajar (Jawa Pos Group). Fian, sapaan Soefian Abdullah, mengaku sudah menelusuri langsung kebenaran nilai setoran itu.

Di Makassar Najemiah memang memiliki banyak tanah. Sebagian besar berada di kawasan Tanjung Bunga. Menurut Fian, rata-rata tanah tersebut sudah dijual.

‘Saya pernah bertemu langsung dengan perwakilan Dimas Kanjeng di Jakarta beberapa bulan lalu. Namanya Abah. Bunda (Najemiah, Red) sudah meninggal waktu itu,” tutur Fian.

”Waktu itu rencananya dilakukan pengisian saldo atau istilahnya pembagian uang. Katanya, Bunda akan mendapatkan Rp 18 triliun. Tetapi, kami disuruh sabar dan sampai saat ini tidak ada,” lanjut suami putri Najemiah, Muhyina Muin, itu.

3. Uang akan cair bagi pengikut yang sabar

Ketua Yayasan Kanjeng Dimas Taat Pribadi, Marwah Daud Ibrahim, terus membela Dimas Kanjeng. Dia memastikan, uang suci akan tetap dicairkan bagi mereka yang tetap sabar dan setia kepada Kanjeng. Dia menyatakan, pencairan sisa tinggal menunggu waktu. Saat Sang Pencipta memberikan izin, maka kesejahteraan santri Kanjeng akan terpenuhi. ’’Saya yakin kalau mereka betul santri yang setia, mereka tidak akan resah dengan kondisi ini,” kata Marwah

4. Berani tantang Presiden dan Kapolri melihat cara menggandakan uang

Ketua Yayasan Dimas Kanjeng Marwah Daud Ibrahim membantah kabar tersebut. “Sama sekali tidak ada penggandaan uang,” kata Marwah. Kalau ada penggandaan uang, tentu ada penggalangan dana dari masyarakat. Menurut Marwah, yang dilakukan Dimas Kanjeng sama sekali tidak menggalang dana masyarakat. “Dia tidak mengambil uang orang,” tuturnya.

Nah, untuk membuktikan hal tersebut, Dimas mengajak semua pihak untuk menyaksikan sendiri bagaimana cara membuat uang itu. “Kami mengajak presiden kalau memang tidak percaya. Dia tidak menggandakan. Silakan lihat sendiri, ini karomah,” ujarnya.

5. Tempat penyimpanan uang Dimas Kanjeng

Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin sempat menyisir padepokan Dimas Kanjeng di RT22/RW08, Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading.  Kepada wartawan, Arman mengungkapkan, saat menanggap dan menggeledah padepokan, tim gabungan Polda Jatim dan Polres Probolinggo menemukan barang bukti berupa uang dalam jumlah yang besar.

Yaitu, sepuluh kantong berisi uang yang jumlahnya diperkirakan sampai miliaran rupiah. Uang tersebut, kata Arman, ditemukan di rumah tersangka Dimas Kanjeng.

Tepatnya, di bangunan yang dijadikan tempat tinggal Dimas Kanjeng. Bahkan, bangunan dua tingkat itu merupakan tempat penyimpanan uang. “Uangnya ada di ruang belakang lantai bawah dan lantai dua,” ujar Arman seperti dilansir Jawa Pos Radar Bromo.  “Jumlahnya belum kami hitung. Kemudian ada keris, pedang dan beberapa barang bukti lainnya,” lanjut Arman.

6. Dites untuk menggandakan uang di Mapolda Jatim

Banyak orang yang penasaran dengan kemampuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang konon bisa menggandakan atau mengeluarkan uang dari tubuhnya seperti yang dapat dilihat di YouTube. Benarkah dia bisa melakukan itu?

Penyidik Polda Jatim yang memeriksa Dimas Kanjeng telah memintanya mempraktikkan kemampuan tersebut. “Ternyata tidak bisa. Alasannya, butuh waktu setahun untuk mengeluarkan uang,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji saat berbincang dengan pimpinan media massa tadi malam (27/9). Karena itu, selain kasus pembunuhan seperti yang sedang disidik saat ini, polisi membidik Dimas Kanjeng dengan kasus penipuan.

7. Akan Libatkan Bank Indonesia (BI)

Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji  menyebutkan, di Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kec Gading, Kab Probolinggo, Jatim, terdapat bungker yang penuh uang. Polisi belum berani mengutak-atik uang itu. Yang dilakukan baru memasang garis polisi. Polisi akan melibatkan Bank Indonesia (BI) untuk meneliti uang-uang tersebut. “Karena mereka (BI) yang tahu apakah uang itu palsu atau tidak,” ucapnya.

Kata dia, uang tersebut dihimpun dari para pengikut yang datang dari berbagai penjuru tanah air. Ada yang dari Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan tentu saja Pulau Jawa. Ada semacam koordinator yang mencari pengikut di tiap daerah. “Dari Makassar banyak,” kata Kapolda.


Nama Anda
New Johny WussUpdated: 3:04:00 AM

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Privacy Policy

CB