Salah satu highlight sebuah perjalanan adalah kesempatan
untuk mencicipi kuliner lokal. Kami pun senang bisa mencicipi beberapa kuliner
khas Bosnia ketika mengunjungi negeri ini. Alhamdulillah. Apalagi di wilayah negara
bagian Bosnia dan Herzegovina, makanan halal mudah ditemukan.
Olahan daging menjadi salah satu menu pokok warga lokal.
Berbagai variasi daging dimasak dengan cara dipanggang, digoreng, dijadikan
sup, ataupun dikeringkan begitu saja. Di Sarajevo kami sempat makan steak murah
meriah di sebuah restoran di Bascarsija. Enak pula. Lalu kuliner apa saja yang
sebaiknya dicoba ketika mengunjungi negeri ini?
1. Cevapcici
Cevapcici merupakan olahan daging cincang, terbuat dari
daging sapi atau daging domba atau campuran keduanya. Dicampur bumbu antara
lain, bawang bombay, bawang putih, merica, garam, dan paprika bubuk, adonan
daging kemudian dibentuk dan dipanggang di atas arang kayu. Bentuknya kadang
lonjong pipih atau berbentuk jari-jari mungil.
Cevapcici dijual di warung-warung khusus (Cevabdzinica),
atau di rumah makan biasa. Dua kali Emak mencoba Cevapcici. Pertama di sebuah
restoran steak di daerah Bascarsija, kota tua Sarajevo. Rasa keduanya mirip saja. Gurih. Walau
dibakar, Cevapcici tak kering saat digigit.
Yang Emak makan sepertinya campuran daging sapi dan domba.
Penyajian keduanya mirip. Disajikan di atas piring lebar. Bersama roti bundar
lebar yang tengahnya berongga, potongan bawang bombay dan saus yoghurt.
Cevapcici dimasukkan dalam roti berongga bersama bawang bombay dan sausnya,
baru dimakan. Daging bakar ini juga bisa dimakan bersama kentang goreng maupun
nasi.
2. Burek
Salah satu makanan murah meriah dan mudah didapatkan adalah
Burek. Warung Burek (Buregdzinica) bertebaran di mana-mana. Burek juga bisa
dibeli di toko roti.
Saat Retno, seorang teman yang tinggal di Sarajevo mengajak
makan Burek, Emak langsung terkenang Borek. Pastry isi dari Turki yang sudah
berkali kami cicipi. Tebakan Emak benar. Burek adalah Borek versi Bosnia.
Burek adalah pastry isi rasa gurih. Isinya bervariasi.
Lembaran-lembaran kulit pastry dilapisi mentega cair/minyak zaitun,
susu/yoghurt dan telor kocok, diisi dengan bahan isi yang diinginkan,
dipanggang.
Di sebuah Buregdzinica, aneka macam Burek ditata di atas
talam-talam persegi. Berdasarkan isinya. Pembeli bisa memilih isi daging
cincang, kentang, bayam, atau keju putih. Jika Borek Turki biasanya berbentuk
persegi lebar, Burek lebih sering berbentuk gulungan panjang berdiameter
kira-kira 2 – 3 cm. Gulungan tersebut ditata berbaris di atas loyang sebelum
dipanjang. Jika loyang berbentuk lingkaran, gulungan Burek disusun mirip sebuah
spiral.
Porsi Burek diambil sesuai keinginan pembeli. Lalu
ditimbang. Burek bisa dimakan di warung atau dibungkus. Jika dimakan ditempat,
alasnya berupa piring bundar dan lebar berbahan metal.
Semua Burek di Buregdzinica tersebut Emak cicipi. Apalagi
saat itu sedang lapar. Setelah beberapa jam jalan-jalan sambil kedinginan di
Sarajevo. Semuanya lezat. Gurihnya pas. Kulit pastry-nya empuk namun renyah di
bagian terluarnya. Menurut Emak, yang paling enak adalah Burek isi daging
cincang yang disiram saus yoghurt. Creamy.
3. Bosanska Kahva
(Mokka)
Penyuka kopi pasti tak kan melewatkan kesempatan untuk
menyeruput Bosanska kahva, kopi Bosnia. Ia dimasak secara tradisional di dalam
sebuah Dzezva. Sebuah cerek kecil langsing yang bagian luarnya terbuat dari
tembaga.
Mokka, berarti kopi, menurut Wikipedia, berasal dari kata al
Mucha. Sebuah tempat di tepi Laut Merah. Di mana dahulu kopi dari Ethiopia
berjenis Coffea arabica atau dikenal sebagai kopi arabika diekspor ke seluruh
dunia.
Bagian atas Dzezva punya pegangan mirip sendok. Dzezva
banyak dijual di pasar tradisional. Seperti Bascarsija di Sarajevo dan
Kujundziluk Mostar. Kadang dijual satu set. Terdiri atas nampan bundar, cerek,
wadah gula, dan gelas-gelas kopi mini.
Bagi warga Bosnia, kopi bukan hanya minuman rakyat, namun
sebuah simbol persahabatan dan keramahtamahan. Jika ada ajakan minum kopi
artinya bukan hanya minum kopi bareng-bareng. Melainkan sebuah ajakan ramah
tamah, atau mendiskusikan hal-hal penting.
Emak mencicipi kopi Bosnia di kota kecil Konjic. Di sebuah
rumah makan di tepi Sungai Neretva yang airnya sebening kristal. Sembari
mendengarkan cerita tentang Perang Bosnia.
Kopi terhidang di atas nampan. Satu Dzezva kecil, satu gelas
kosong, dan satu wadah gula. Di atas gula ada sepotong lokkum dicocok tusuk
gigi, manisan mirip jelly kenyal. Emak menuangnya pelan ke dalam gelas.
Memasukkan gula, dan mengaduknya. Kopi ini sangat pekat. Seperti kopi tubruk.
Dalam satu cerek, Emak taksir, setengahnya adalah bubuk kopi. Ada sedikit rasa
asam ketika diminum. Ia diminum sambil makan lokkum. Menjadikan perpaduan
antara manis, pahit dan sedikit asam.
4. Sup Bey
Di rumah makan ini pula Emak mencicipi sup Bey atau Begova
Corba. Di rumah-rumah, sup ini dihidangkan di hari-hari ibur atau perayaan.
Bahan utamanya adalah daging ayam dan sayuran seperti wortel dan okra. Dibumbui
perasan lemon, seledri, garam, merica, dan peterseli. Walau dicampur yoghurt,
sup Bey tidak terlalu kental dan tidak terlalu ‚berat‘ di perut. Potongan roti
tawar putih disediakan sebagai teman makan sup. Gurih, sedikit asam
menyegarkan. Cocok dimakan ketika cuaca dingin atau panas. Enak dan suka bikin
kangen Bosnia.
Sumber / References ::
http://keluargapelancong.net/
0 comments:
Post a Comment