Cerita Motivasi hidup kali ini adalah tentang seorang kakek
tua tukang becak yang telah menyekolahkan 300 anak miskin, berikut ini langsung
saja kita baca artikelnya.
Bai Fang Li seseorang yang namanya hingga saat ini masih
harum di negeri China. Dahulu dia merupakan seorang tukang becak yang telah
dikenal hampir diseluruh penjuru china karena memiliki hati emas. Bahkan cerita
dari kebaikan Bai Fang Li saat ini masih tersohor walaupun itu telah terjadi
pada 1987 silam.
Semula Bai merupakan seorang pensiunan yang kemudian sengaja
melanjutkan hidupnya dengan pulang ke kampung halamannya. Pada suatu ketika dia
melihat banyak anak – anak kurang mampu yang bekerja di ladang dan juga sawah.
Anak Bai Fang Li bercerita “Dia bertanya kenapa banyak anak
– anak tidak sekolah. Lalu saya katakan bahwa mereka anak anak kurang mampu
sehingga tidak mampu untuk membayar uang sekolah. ayah kemudian khawatir dan
kemudian menyumbangkan uang 5000 yuan untuk sekolah di kampung halaman kami,”.
Pada saat itu, Bai Fang Li masih merasa tidak cukup untuk
dapat membantu anak – anak itu, dan pada akhirnya dia memutuskan untuk menjadi
tukang becak atau penarik becak yang pada saat itu umurnya yang sudah 74 tahun.
bai fang li membiayai 300 anak miskin
Awalnya anak – anak Bai mengingatkan ayahnya agar tidak
menarik becak karena umurnya yang sudah tidak muda lagi, apalagi saat itu
pendengarannya sudah mulai berkurang, akan tetapi nasehat dari anaknya di
acuhkan olehnya.
Lebih banyak waktu yang dihabiskannya untuk mangkal di
pinggir rel untuk menunggu para penumpang yang ingin menggunakan jasa becaknya.
Anaknya mengatakan kalau Beliau selalu berangkat subuh dan pulang saat hari
sudah mulai gelap. Perhari beliau berhasil mengumpulkan 20 hingga 30 yuan. Saat
sampai di rumah beliau lalu menyimpan uang tersebut dengan baik.
bai fang li saat mengumpulkan uang Kemudian, untuk dapat
memperbesar usahanya dalam memenuhi kebutuhan para anak asuhnya, Beliau
kemudian pindah ke rumah yang sangat kecil, yang hanya mempunyai satu ruang.
Rumah berada tepat di pinggir rel, hal itu memungkinkan agar dia dapat melayani
penumpang selama 24 jam. Pada saat itu kesungguhannya semakin besar, beliau
hanya makan makanan seadanya, bahkan Ia memakai baju bekas yang telah dia
temukan, hal itu tentunya agar Ia tidak mengeluarkan banyak uang untuk dirinya,
melainkan uangnya Ia simpan untuk kebutuhan para anak asuhnya.
Xu Xiu Xiang, seseorang yang bekerja di sebuah yayasan
pendukung pendidikan mengatakan bahwa Bai tidak pernah lupa memberi uang untuk
ke sekolah bahkan tak segan mengomeli kami agar uang yang dia berikan benar –
benar dikirim ke sekolah. Dan setiap beliau memberikan uang tersebut beliau
merasa senang dan beliau mengatakan kalau Ia telah menuntaskan misinya lagi.
Pada suatu hari, ketika umurnya yang sudah hampir 90 tahun
serta badannya yang kian ringkih, Beliau datang ke sekolah Tianjin Yao Hua,
Kemudian beliau menyerahkan sekotak uang terakhir yang bisa dikumpulkan
olehnya.
Bai Fang Li pun berpesan “Saya sudah tidak bisa mengayuh
becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Dan ini mungkin adalah uang
terakhir yang bisa saya sumbangkan, Saya berharap anak – anak dapat terus
sekolah dengan rajin dan berharap suatu saat mereka mendapatkan pekerjaan dan
dapat berkontribusi kepada negara kita.
tangisan-anak anak saat bai fang li
meninggal
Pesan Beliau ini pun kemudian disambut tangisan histeris
oleh para anak asuhnya. Lalu pada tahun 2005, Beliau benar – benar telah
meninggalkan 300 anak asuh yang dibiayai olehnya selama dua dekade. Bai Fang Li
telah didiagnosa menderita kanker paru-paru.
Sampai akhir hidupnya Bai terhitung sudah menyumbangkan
sebesar 350 ribu Yuan atau sekitar Rp500 juta.
Untuk menghargai jasa beliau, warga sekitar Tian Jin
kemudian telah membangun monumen Bai. Oleh penduduk Tian Jian, Bai Fang Li
merupakan sosok pahlawan mereka yang tidak dapat tergantikan.
monumen bai fang li
Cerita mengharukan kakek tua tukang becak ini sungguh
menyentuh hati, bagaimana tidak? Di usianya yang sudah tua, dia rela bekerja
keras untuk dapat menyekolahkan anak anak kurang mampu dikotanya yang jumlahnya
hingga 300 anak. Penghargaan yang diberikan oleh warga sekitar Tian Jin
kepadanya sebagai sosok pahlawan merupakan penghargaan yang memang pantas
Beliau dapatkan.
Semoga cerita ini dapat menginspirasi kita semua, jangan
lupa untuk membaca cerita motivasi hidup lainnya yang tidak kalah mengharukan
dan memotivasi
Sumber
0 comments:
Post a Comment