Kedewasaan pada seseorang tidak dapat hanya dilihat atau
ditentukan dari usia saja. seperti sebuah pepatah mengatakan “menjadi tua itu
pasti, tetapi menjadi dewasa itu sebuah pilihan, karena tidak semua orang dapat
berfikir dewasa bahkan yang sudah tua sekalipun. Oleh karenanya jika Anda ingin
menjadi seseorang yang lebih dewasa dan mandiri serta menjadi seseorang yang
sukses di masa depan. Ada sebuah langkah besar yang harus Anda dilewati, sebuah
langkah yang dapat membuat Anda melewati pagar penghalang kesuksesan diri Anda.
Mengenal Orang Yang Dewasa
Sebelumnya pernahkan
Anda mengenal seseorang seperti teman, saudara, pacar atau orang lain yang
terlihat sangat dewasa ? dia begitu bijaksana, dapat diandalkan, sangat
berkarisma dan bahkan setiap orang yang berada di dekatnya dapat merasa begitu
nyaman dan terasa terlindungi. Di balik sosoknya saat ini yang terlihat begitu
dewasa, kuat dan bijak. pasti sebelumnya ada masa sulit yang pernah di alami
olehnya.
Kalau kamu ingin agar orang lain tidak memandang remeh atau
nggak mau dipandang sebelah mata lagi. Atau saat ini kamu masih merasa rendah
diri karena saat ini Anda belum sehebat orang lain. Saat ini Anda hanya perlu
bertahan serta terus berjuang untuk melewati masa masa sulit yang mungkin saat
ini sedang kamu hadapi.
Berada Di Masa Sulit
Memang benar, jika kita sedang berada di situasi yang sulit
akan membuat diri kita menderita dan memang tidak menyenangkan. Tapi yang harus
kita ingat ialah bahwa hidup itu tidak bisa selalu berjalan mulus sesuai dengan
apa yang kita harapkan. Yang terpenting ialah, kita tidak boleh menyerah ketika
kita sedang berada dimasa sulit tersebut, kita harus bisa melewati masa masa
itu, ketika kita berhasil melewati masa sulit tersebut, maka kita saat itu kita
akan mendapatkan masa bahagia kita, masa sukses kita masa dimana kita telah
berhasil melewati masa masa terberat dalam hidup kita.
Sebelum mendapatkan masa bahagia itu, kita harus mengalami
jatuh bangun, disaat jatuh bangun ialah disaat kita melatih kaki kita untuk
dapat menopang tubuh kita, namun ketika kita sudah memiliki kekuatan yang cukup
untuk menopang tubuh kita, disaat itu kita dapat berlari. Kita perlu merasa
sakit terlebih dahulu, agar ketika tubuh
kita membaik, kita dapat menghargai dan dapat merawatnya dengan sepenuh hati.
Lewati Masa Sulit
Yang harus kita lakukan adalah Lewati masa sulit yang sedang
kita hadapi dengan berusaha dengan sepenuh hati. Kita tidak akan pernah tahu
keajaiban apa yang sedang menanti kita di waktu yang akan datang. Kita hanya
perlu terus berjalan dan berusaha untuk sampai ketujuan kita walaupun jalan
menuju tempat tersebut terjal dan penuh lubang, akan tetapi kita tidak boleh
berhenti, tancapkan dalam hati kita, bahwa kita tidak boleh berhenti, karena
kita ingin mencapai sesuatu, dan sesuatu itu ada di depan kita.
Melangkah Dengan Hati Yang Mantap
Saatnya melangkah dengan hati yang lebih mantap. Ini
waktunya melangkah dengan dagu terangkat. Inilah saat ketika kamu nggak bisa
dan nggak boleh ditaklukkan oleh masalah yang sedang kamu hadapi. Kamu harus
melewati pagar penghalang kesuksesan itu, lompat yang tinggi dan lakukan terus
sampai kamu berhasil melewati pagar penghalang tersebut. Karena ketika kamu
berhasil melewati masa-masa sulitmu saat ini,
maka disaat itu kamu sudah berhasil melepaskan beban mu, melepaskan
semua derita mu, dan tentunya kamu tak akan dipandang remeh atau sebelah mata
lagi oleh orang-orang yang ada di sekitarmu karena kamu sudah berhasil meraih
kesuksesanmu.
Ciri ciri orang sukses ialah seseorang yang memiliki jiwa
tidak pantang menyerah, orang sukses melihat sebuah masalah adalah sebuah
peluang. Tetapi seorang pecundang akan menganggap sebuah masalah ialah
penghalang untuk meraih kesuksesan. Anda yang menentukan diri Anda, Ingin
berusaha melewati pagar penghalang kesuksesan mu? Atau menjadi seorang
pecundang yang takut untuk menghadapi sebuah masalah.
Semoga cerita ini dapat memotivasi diri Anda agar tidak
mudah menyerah dalam menghadapi masalah. karena disetiap masalah ada peluang
yang dapat manfaatkan untuk mendapat kesuksesan.
Sumber
0 comments:
Post a Comment