Kehadiran pemain kelas dunia di pentas sepakbola Indonesia
sebenarnya bukan hal yang baru. Sejak era 1990-an, sudah ada beberapa nama yang
sempat merasakan kompetisi Tanah air. Mereka rata-rata datang ke Indonesia saat
karir sepakbolanya di pentas dunia sudah memudar.
Berikut adalah pemain-pemain kelas dunia yang sempat
merumput di Indonesia:
1. Roger Milla
Pria kelahiran Yaounde, Kamerun, 60 tahun silam ini
merupakan salah seorang penyerang hebat dari Afrika. Namanya mulai mencuri
perhatian dunia saat mencetak empat gol di Piala Dunia 1990.
Yang membuat dunia tercengang adalah saat itu Milla sudah
berusia 38 tahun, usia di mana para pemain sepakbola biasanya pensiun. Pada
event ini, Milla membantu Kamerun melaju hingga ke perempat final.
Milla juga dikenal lewat selebrasi uniknya usai mencetak gol
di mana dia akan berlari ke pojok dan menari di tiang bendera. Setelah itu,
Milla pun dinobatkan sebagai pioner untuk seleberasi gol unik.
Pada Piala Dunia 1994 yang digelar di Amerika Serikat, Milla
masih tampil membela Kamerun. Saat itu, usianya sudah mencapai 42 tahun. Meski
demikian, Singa Tua ini kembali menunjukkan taringnya setelah mencetak satu gol
ke gawang Rusia dan menempatkannya sebagai pemain tertua yang pernah mencetak
gol di Piala Dunia.
Di level klub, nama Milla melambung saat memperkuat
Montpellier di Liga Prancis. Dia kemudian datang ke Indonesia pada 1994 dan
memperkuat Pelita Jaya selama semusim. Saat itu, kemampuan Milla sudah jauh
menurun dengan postur tubuh yang jauh dari kata ideal.
Setelah semusim di Pelita, Milla kemudian bergabung dengan
Putra Samarinda (1995-1996). Dia lalu dipinjamkan ke Atlanta Silverbacks
sebelum mengakhiri karir sepakbolanya di klub Tonnerre (1996-99).
2. Mario Kempes
Pemilik nama lengkap Mario Alberto Kempes Chiodi merupakan
salah seorang legenda sepakbola asal Argentina. Pria kelahiran Bell Ville, 15
Juli 1954 itu mengawali karirnya bersama klub Instituto pada 1970 lalu. Dia
pernah memperkuat Valencia dalam dua kurun waktu yang berbeda, yakni 1977-1981
dan 1982-1984. Bersama Valencia, Mario pernah merasakan manisnya gelar Copa del
Rey dan UEFA Cup.
Di pentas Piala Dunia, Mario yang sudah berkenalan dengan
sepakbola sejak usia 7 tahun memperkuat Argentina sebanyak tiga kali, yakni
1974, 1978, dan 1982. Mario merupakan kunci sukses Tim Tango merebut gelar
juara pada PD 1978. Pada event ini, Mario mencetak enam gol di mana dua di
antaranya ditorehkannya saat Argentina mengalahkan Belanda 3-1 di final.
Kempes memperkuat Pelita Jaya pada 1996. Kala itu dia hadir
sebagai pemain merangkap pelatih. Bersama The Young Guns, Mario hanya tampil 15
kali dan mencetak 10 gol.
3. Lee Hendrie
Meski belum pernah tampil di Piala Dunia, Lee Hendrie
merupakan pemain yang sempat merasakan ketatnya kompetisi Liga Inggris.
Memperkuat Aston Villa pada 1995-2007, Hendrie tampil dalam 251 laga dan
mencetak 27 gol.
Setelah sempat berpindah-pindah klub, Hendrie hadir di
Indonesia pada tahun 2011. Mantan pemain timnas U-21 Inggris itu memperkuat
Bandung FC di pentas Liga Primer Indonesia (LPI). Sayangnya, setelah beberapa
bulan merumput di Indonesia, Hendrie memutuskan kembali ke Inggris.
4. Marcus Bent
Pemain kelahiran London, 19 Mei 1978 ini jadi satu lagi
pemain jebolan Premier League yang pernah merumput di Indonesia. Bent pernah
memperkuat Everton pada 2004-2006. Pemain yang juga pernah berkostum Birmingham
City itu memutuskan untuk bergabung dengan Mitra Kukar pada musim kompetisi
2011-12.
Namun, karirnya tidak berkembang dan hanya mampu mencetak 4
gol dari 11 laga. Bent dipecat jelang putaran kedua Liga Super Indonesia (ISL)
2011-12. Setelah meninggalkan Mitra Kukar, Bent belum juga mendapatkan klub.
5.Emmanuel Maboang
Kessack
Pemain asal Kamerun ini sudah dua kali tampil di Piala Dunia
(1990 dan 1994). Gelandang serang kelahiran 27 November 1968 ini juga sempat
membela Pelita Jaya pada musim kompetisi 1997-1998.
6. Pierre Njanka
Pemain bertahan kelahiran Douala, Kamerun, 15 Maret 1975 ini
pernah tampil di dua Piala Dunia, yakni 1998 dan 2002. Pemain dengan 47 caps
itu juga pernah memperkuat Kamerun di Piala Afrika 2004. Aksi Njanka mampu
mencuri perhatian dunia saat mencetak gol ke gawang Austria pada Piala Dunia
1998.
Njanka pertama kali merumput di Indonesia pada 2008. Klub
pertamanya adalah Persija Jakarta. Setelah semusim di Ibukota, Njanka lalu
pindah ke Arema Indonesia dan berhasil membawa tim asal Kota Malang itu menjadi
juara ISL musim 2009-10.
Njanka sempat bergabung dengan Aceh United pada 2011. Dia
kemudian pindah ke Mitra Kukar (2011-12) sebelum kemudian gabung ke Persisam
Samarinda pada musim kompetisi 2012-13.
0 comments:
Post a Comment