Mario Alberto Kempes adalah pahlawan Argentina dalam Piala
Dunia 1978. Ketika itu, dalam final, Kempes mencetak dua gol dan memberi satu
asis kepada Bertoni. Argentina menang 3-1 atas Belanda. Mario Kempes adalah
salah satu dari bintang-bintang sepak bola Argentina.
Mario Alberto Kempes yang lahir di Belle Ville, Provinsi
Cordoba, barat laut Buenos Aires, Argentina, pada 15 Juli 1954 itu mencintai
sepak bola sejak kecil. Kempes bermain di gang sempit dan lapangan kecil di
kota kelahirannya. Saat itu Kempes sudah bermimpi dan bercita-cita menjadi
pesepak bola terkenal.
Ayahnya, Mario Chiodi, penggila sepak bola. Ketika berusia
10 tahun, Kempes dimasukkan ayahnya berlatih di klub Talleres di kota kelahirannya.
Sejak kecil Kempes sudah bermain di posisi penyerang. Karier Kempes melesat.
Rosario Central
Pada usia 19 tahun, Kempes ditarik klub terkemuka di
Cordoba, yaitu Instituto Cordoba. Di sana Kempes mencetak gol paling banyak.
Kempes kemudian ditransfer ke klub Rosario Central, salah satu klub terkuat di
Argentina. Di sana, Kempes mencetak 85 gol dalam 105 pertandingan, dan
membuktikan dirinya sebagai pencetak gol yang berbahaya.
Dalam klub ini, Kempes dipilih memperkuat Argentina dalam
Piala Dunia 1974 dan pernah datang ke Jakarta pada 1975. Mario Kempes yang
bernomor punggung 10 itu pernah bermain di Stadion Utama Senayan pada era
kepengurusan Bardosono.
Kempes yang pada waktu itu berusia 21 tahun datang ke
Jakarta bersama klub Rosario Central pada akhir 1975, mengambil bagian dalam
turnamen Piala HUT Ke-30 Kemerdekaan RI. Saat itu Kempes mencetak dua gol di
Senayan. Selain klub Rosario Central, turnamen itu juga diikuti klub Dnepr (Uni
Soviet), Benfica (Portugal), dan PSSI Tamtama.
Valencia
Selama dua tahun berturut- turut, 1974 dan 1975, Mario
Kempes menjadi pencetak gol terbanyak Argentina dengan 29 dan 35 gol. Pada
1976, Kempes yang tetap haus gol mendapat tawaran dari klub Spanyol, Valencia.
Sebenarnya klub Rosario Central masih membutuhkan Kempes, tetapi tawaran
700.000 dollar AS membuat Rosario Central melepas Kempes ke Valencia. Awalnya
Kempes belum mencetak gol. Namun, dalam pertandingan keempat Kempes mencetak
dua gol, ini sekaligus membuktikan bahwa dia pantas ditransfer mahal.
Kempes sukses di klub Spanyol, Valencia (1977-1981 dan
1982-1984). Dia mengantarkan klub itu meraih Piala Spanyol pada 1979 dan Piala
Eropa serta Piala Super Eropa pada tahun berikutnya. Mario Kempes bermain 247
kali untuk klub Valencia dan mencetak 146 gol dalam berbagai kompetisi.
Dalam Liga Spanyol yang diikutinya untuk kali pertama,
Kempes langsung menjadi pencetak gol terbanyak dengan 24 gol. Tahun 1978,
Kempes kembali menjadi top scorer dengan 24 gol dari 34 pertandingan. Ia
menyamai rekor yang pernah dicatat oleh pemain Real Madrid tahun 1960-an,
Alfredo di Stefano yang juga kelahiran Argentina. Kempes betul-betul menjadi
tambang emas bagi Valencia.
Dikenal sebagai pekerja keras, Mario Kempes sering menyerang dari luar
wilayah kotak penalti dengan berlari bergelombang, dan bukan dari tengah dan
depan gawang. Gaya Kempes sulit dicegah pemain belakang lawan. Mereka tak
pernah tahu ke mana harus menghentikan Kempes.
Mario Kempes adalah satu-satunya pemain asing yang dipanggil
pelatih Menotti sebelum Piala Dunia 1978 di Argentina. Dia adalah pencetak gol
terbanyak di Liga Premier Spanyol dalam dua musim.
Pada 1974, ketika usianya 20 tahun, dia gagal mencetak gol
di Piala Dunia 1974 di Jerman Barat. Setelah putaran pertama Piala Dunia 1978, namanya
juga belum muncul di antara daftar pencetak gol.
Namun, segala sesuatunya berubah secara dramatis ketika tim
Argentina dipaksa keluar Buones Aires setelah menempati posisi kedua grup A di
bawah Italia. Dalam babak penyisihan, Argentina memang 2-1 atas Hongaria,
unggul 2-1 atas Perancis, serta kalah 0-1 dari Italia. Semua pertandingan
digelar di Buenos Aires.
Di putaran kedua, tim Argentina bermain di kota Rosario,
kota tempat Mario Kempes memulai awal kariernya. Di sinilah ”El Matador”
menemukan kembali gayanya mencetak gol sehingga dia menjadi pencetak gol
terbanyak dalam Piala Dunia 1978 dengan enam gol dalam tujuh pertandingan.
Mario Kempes menenggelamkan Polandia 2-0. Dalam pertandingan
melawan Brasil, Argentina bermain imbang tanpa gol. Kempes kemudian mencetak
dua gol lagi ketika Argentina melibas Peru 6-0. Argentina berada di posisi
puncak grup, sama-sama meraih 5 poin, tetapi menang selisih gol dari Brasil.
Tim Argentina kembali ke Buones Aires untuk berlaga di
final. Dalam laga puncak itulah Kempes mencetak dua gol dan satu asis kepada
Bertoni. Argentina menang 3-1 atas Belanda dan meraih juara!
Manajer tim Argentina Luis Cesar Menotti mengatakan, sukses
Argentina adalah kemenangan kolektif, hasil dari taktik sepak bola menyerang.
Pendapat senada disampaikan Kempes. ”Kalau hanya sendirian, saya tak bisa
berbuat apa-apa. Kemenangan Argentina andil kami semua,” katanya merendah.
Ketika Kempes pulang ke kota kelahirannya di Belle Ville,
ribuan orang menyambut dan mengelu-elukannya.
Mario Kempes mengakhiri masa bujangnya di Valencia dengan
mempersunting gadis berusia 18 tahun, Mavo Mill Martines, Desember 1978.
River Plate
Pada 1981, Mario Kempes kembali ke Argentina setelah lima
tahun memperkuat klub Valencia dan mengantarkan klub Spanyol itu juara UEFA.
Saat itu Kempes dibeli Valencia dari klub Rosario Central di Argentina dengan
nilai 700.000 dollar AS. Setelah Valencia, klub Argentina yang bermarkas di
Buenos Aires, River Plate, membeli Kempes dengan nilai lima kali lipat atau 3,5
juta dollar AS. Mario sukses mengantarkan River Plate menjadi juara Argentina.
Pada 1982, Kempes kembali memperkuat Argentina di Piala
Dunia, tetapi kali ini dia tak mampu mencetak satu gol pun. Argentina unggul
4-1 atas Hongaria dan 2-0 atas El Salvador, tetapi kalah 0-1 dari Belgia. Di
babak berikutnya, Argentina kalah 1-2 dari Italia dan harus pulang lebih awal.
Setelah Piala Dunia, klub River Plate tak dapat membayar
kembali transfer ke Valencia sehingga Mario Kempes kembali ke klub Spanyol
tersebut.
Tahun 1984, saat berusia 30 tahun, Mario Kempes pindah ke
klub Spanyol yang lebih kecil, Hercules, klub divisi I Spanyol, sebelum pindah
ke sejumlah klub Austria, yaitu First Vienna (1986-1987), St Pölten (1987-
1990), Kremser SC (1990-1992), dan Fernández Vial (1995).
Mario Kempes pernah melatih klub Indonesia, Pelita Jaya
(1996), tetapi tidak lama. Setelah itu Kempes melatih sejumlah klub di beberapa
negara, yaitu Lushnja (Albania), Mineros de Guayana (Venezuela), The Strongest
(Bolivia), Blooming (Bolivia), dan pada 2000-2001 klub Independiente Petrolero
(Bolivia).
Mario Kempes adalah salah satu legenda sepak bola Argentina,
selain Alfredo di Stefano, Omar Sivori, Daniel Passarella, Diego Maradona, dan
Lionel Messi. Namanya tetap hidup sepanjang masa.
0 comments:
Post a Comment