JADI CEO BERKAT KEKUATAN CINTA SEORANG IBU

Posted by Menginspirasi Bersama on 5:24:00 PM



Pernahkah Anda membayangkan, seorang wanita negro dari keluarga miskin di sebuah perkampungan kumuh di belantara kota metropolitan New York, Amerika Serikat, berhasil menduduki jabatan puncak, sebagai Chief of Executive (CE0), sebuah perusahaan kelas dunia dengan nilai asset lebih dari Rp300 triliun?

Kisah inspiratif ini berasal dari Ursula M Burns. Wanita kelahiran 20 September 1958 ini tak pernah punya cita-cita ingin jadi CEO di sebuah perusahaan, apalagi perusahaan kaliber dunia. Menyadari dia terlahir wanita, berkulit hitam alias negro dan berasal dari keluarga miskin, saat kecil Burns hanya punya cita-cita ingin bekerja sebagai suster, perawat, atau guru, tiga profesi yang menurutnya masih mungkin terjangkau.

Namun lain dengan Olga, Ibunya. Wanita asal Afrika dan menikah dengan lelaki dari Panama, lantas kemudian berimigrasi ke AS ini sendirian, karena suaminya tak ingin meninggalkan Panama, punya keinginan lain, yakni ingin Burns dan dua saudaranya sukses, meninggalkan kemiskinan.

Tinggal di sebuah apartamen sangat murah di kawasan kumuh, di Manhattan, New York, Olga mengawasi ketiga anaknya sambil bekerja mengasuh anak titipan dan menyeterika pakaian tetangga.

Olga selalu mendorong anak-anaknya untuk menjadi orang yang selalu belajar, menjadi orang baik, dan meraih kesuksesan. Ia ingin Burns dan saudara-saudaranya untuk selalu membuktikan kemampuan diri, tak peduli dari mana asal dan keturunan. Dengan seutas senyum yang terus mengembang itu, ibunya tidak menunjukan kelelahan akan pekerjaannya.

Burns tak tahu, entah bagaimana caranya, ibunya berhasil menyekolahkan anak-anaknya. Lewat ibunya, Burns belajar tentang arti hidup yang diajarkan oleh ibunya. Ia menemukan kasih sayang dan ketulusan dari ibunya yang sangat berdikari.

Berkat cinta, motivasi, dan dorongan ibunya itulah, Burns menjadi bintang pelajar saat sekolah di tingkat SMA pada tahun 1960-an. Talentanya menarik perhatian Xerox, sebuah perusahaan penyedia layanan proses bisnis dan pengelolaan dokumen perusahaan besar di dunia, yang lantas membantu buaya kuliah Burns di Polytechnic Institute of New York, bahkan mempekerjakannya setelah ia menuntaskan kuliahnya.

Di Xerox, Burns sangat menonjol. Sehingga perkembangan kariernya begitu pesat. Hingga pada akhirnya ia dipercaya memegang tampuk kepemimpinan sebagai seorang CEO pada 21 Mei 2009 dan lantas menjadi chairman pada Mei 2010. Burns mampu menjadi tonggak sejarah. Ia berhasil menobatkan dirinya sebagai perempuan kulit hitam pertama yang menduduki posisi CEO di Xerox, yang merupakan perusahaan Fortune 500 ranking ke 131 pada tahun 2013 kemarin.

Tidak mengherankan jika Burns dinobatkan oleh Majalah Forbes sebagai salah satu wanita paling berpengaruh di dunia, yaitu di posisi ke-20 pada tahun 2009, lantas peringkat ke-17 pada 2011 dan ke-14 pada 2012. Pada 2014 lalu, Majalah Forbes menempatkan Burns pada ranking ke 22.


Hasil Cinta Sang Ibu



Dalam sebuah wawancara dengan Blomberg pada 2011 lalu, Burns dengan tegas mengakui, perjalanan hidupnya sehingga mencapai posisi yang didambakan banyak karyawan, merupakan hasil dari cinta yang diberikan ibunya sejak kecil hingga dewasa. “Kehidupan ibu saya merupakan kisah inspiratif cinta yang  takkan terbalas, “ujarnya.

Ia mengenang, waktu kecil, saat menyadari dirinya wanita, negro dan miskin, ibunya mengatakan, “Pikirkan dimana kita dan bukan siapa kita”.

Baginya, sang ibu adalah orang yang berjasa dalam hidupnya. Tanpa ragu Burns mengatakan ibunya adalah orang yang pragmatis, fokus dan sangat praktis, dan sangat berdikari.

“Waktu kecil, kami memang miskin, akan tetapi kami tidak mengetahui mengenai hal tersebut. Kami sama sekali tidak tahu seberapa besar masalah yang dihadapi ibu kami untuk membesarkan kami bertiga, Saya hanya merasa bahwa ibu kami memiliki kekuatan ajaib karena Ia merupakan seseorang yang sangat luar biasa, ‘ujarnya saat berbicara pada YMCA Women Empowering Lunch di tahun 2009 mengenai masa kecilnya.

Dikatakan Burns, ibunya selalu memberikan anak-anaknya kekuatan, kemauan dan cinta. “Saya masih dapat mengingat perkataannya, bahwa saya bukanlah saya yang sebenarnya. Jika saya berada pada tempat yang buruk, hal tersebut hanyalah sementara dan hal tersebut tidak akan merubah inti dari apa yang dapat saya berikan untuk dunia,” kenangnya. (Dari berbagai sumber/Ditulis ulang oleh Yanuar Jatnika)




Nama Anda
New Johny WussUpdated: 5:24:00 PM

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Privacy Policy

CB