Negara jepang memang terkenal
dengan kuliner seafood yang cenderung tanpa bumbu dan disajikan setengah matang
bahkan tak jarang masih mentah. Sushi, sashimi, nigiri? Sudah biasa! Berikut
ini adalah makanan-makanan khas jepang yang ekstrim dan masih jarang diketahui
khalayak ramai. Bayangkan saja, tak hanya ikan yang sudah biasa menjadi menu
lazimnya, tapi mulai dari reptil, amfibi hingga serangga. Apa sajakah itu?
Selengkapnya dalam 10 Makanan Jepang Terkstrim.
10. Sanshouo – Kadal
Panggang
Sanshuo adalah makanan yang dibuat dari Salamander atau
sejeni kadal dengan ekor panjang dan tubuh yang lebih ramping dari jenis kadal
kebanyakan. Pada abad ke 17 dulu, menyajikan salamander berukuran besar adalah
hal yang wajar, namun jika dilakukan pada masa sekarang, anda akan dipenjara
karena salamander telah ditetapkan sebagai spesies langka. Namun yang dimasak
dan disajikan saat ini adalah salamander dari jenis yang tidak langka, jadi
tidak perlu khawatir. Disajikan dengan dipanggang dan diberi saus manis,
menurut mereka yang pernah mencoba, rasanya seperti burung, ayam bakar atau
penyu.
9. Kusaya – Ikan yang
diawetkan
Hidangan yang satu ini penampilannya tidak seseram
hidangan-hidangan lain dalam ulasan 10 Makanan Jepang Terekstrim dari Jepang
kali ini. Namun jangan tertipu oleh penampilan luarnya saja, karena rasanya
sungguh jauh dari “normal”. Kusaya dibuat dari ikan yang diawetkan dalam air
garam dan dipanaskan di bawah sinar matahari selama bertahun-tahun lamanya.
Bahkan makanan ini sering disebut sebagai makanan yang memiliki rasa seperti
“aroma pelabuhan yang bercampur dengan bau kaus kaki”. Sudah terbayang
bagaimana rasanya? Tak masalah jika anda tak tahan dengan rasanya, namun
pastikan anda tidak terlalu banyak bicara setelah menyantap stink fish ini,
atau lebih amannya anda menggunakan masker agar teman yang anda ajak bicara
tidak terganggu atau bahkan pingsan setelah menghirup baunya.
8. Hachinoko – larva lebah
Sepintas terlihat seperti belatung, Hachinoko adalah larva
lebah yang cukup terkenal di Cina dan Jepang. Penyajiannya sederhana, dengan
bumbu khas teriyaki yang sangat manis, digoreng dengan garam dan merica, atau
ditumis dengan mentega dan saus, lalu disantap dengan semangkuk nasi hangat.
Hap! Rasanya sangat lezat, perpaduan gurih dan manis. Meski kelihatan sangat
menyeramkan dan tidak menarik, namun jangan salah, makanan ini kaya akan gizi.
Rasanya akan lebih lezat jika disajikan bersama sake Nagano.
7. Zazamushi – larva
serangga air
Sepertinya masyarakat Jepang memang suka sekali terhadap
larva, selain larva lebah (Hachinoko), ada juga Zazamushi yakni sejenis larva
serangga yang hidup di dasar sungai. Makanan ini tersedia luas dan dapat
diperoleh dengan mudah di Jepang, baik dalam kemasan kalengan atau di restoran.
6. Inago – belalang rebus
Pada zaman dahulu, belalang dipercaya memiliki nutrisi yang
sangat penting bagi mereka yang sedang diet. Kini, Inago menjadi salah satu
makanan ekstrim yang digandrungi di Jepang. Penyajiannya sangatlah sederhana,
yakni belalang rebus (Inago), kecap
manis (tsukudani) dan bumbu-bumbu khusus ala Jepang. That’s it! Jika di
beberapa tempat di Indonesia masih dijual belalang goreng dalam kemasan, maka
Jepang juga punya olahan makanan dari belalang versi mereka. Yap, Inago no
Tsukudani lah namanya. Makanan ini populer di kawasan pedesaan daerah Yamagata
dan Gunma. Bagaimana, tertarik untuk menyajikan belalang rebus ala Jepang ini
di piring anda?
5. Ikizukuri – makanan
yang disajikan hidup-hidup
Ada beberapa jenis ikizukuri yang disajikan dan dimakan
hidup-hidup, antara lain odori ebo yang terbuat dari udang, dari gurita dan
beberapa jenis lainnya yang terbuat dari ikan. Hidangan yang satu ini memiliki
ciri yang sangat khusus yakni dengan menonjolkan rasa otentik yang segar dan
alami. Disajikan di dengan sepiring nasi yang dilumuri dengan saus ringan dan
sayur-sayuran seperti jahe dan rumput laut. Beberapa menganggap makanan ini
sangat sadis dan kejam, karena ikan atau jenis hidangan khas ikizukuri lain
disajikan dengan kondisi tubuh yang sudah teriris tipis-tipis namun ikan masih
dalam kondisi hidup dan masih berjuang untuk bertahan di atas piring saji
tersebut.
4. Habushu – racun ular
beralkohol
“Habushu” memiliki arti “bisa ular” dan memang terlihat
persis seperti kemasannya. Ular asli yang dimasukkan ke dalam botol atau gelas
kaca ini mengingatkan kita tentang pelajaran biologi dimana gelas-gelas kaca
berisi hewan yang dikeraskan dan diawetkan untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Tapi ini bukan untuk pelajaran, melainkan untuk dimakan. Habushu terdiri dari
minuman keras dan tubuh ular yang sudah mati. Ular yang digunakan pun adalah
jenis ular yang berbisa. Meski begitu, hidangan ini tidak berbahaya. Rasanya
seperti daging ular bercampur alcohol. Hampir mirip seperti Novocaine dan memiliki
efek yang sama di mulut. Tidak perlu khawatir dalam memakannya, karena racun
ular tersebut hanya berbahaya jika masuk ke dalam jaringan darah saat ular
menggigit, tidak berbahaya jika dimakan dan ditelan.
3. Fugu – Ikan gembung
beracun
Masyarakat Jepang telah menikmati ikan Fugu selama
berabad-abad, yang berarti mereka telah menemukan bagaimana cara untuk
menaklukan dan memakan ikan beracun ini. Fugu dihidangkan dengan sangat
hati-hati karena jika salah olah, makanan ini bisa mematikan bagi mereka yang
memakannya. Racun tertrodotoxin yang terkandung dalam hati, ovarium dan
kulitnya adalah sumber utama yang membuat ikan ini menjadi beracun. Hanya
chef-chef bersertifikat khusus yang boleh menyajikannya. Hal ini wajar saja,
karena jika fugu yang dimakan masih mengandung racun, penikmatnya akan seketika
tewas karena syaraf-syaraf ototnya keracunan. Ada beberapa jenis ikan yang bisa
dipilih untuk menu ini, yakni Tiger BlowFish (T. Rubrifies), T. Pardalis, T.
Vermicularis dan T. Porphyreus. Termasuk dilindungi dengan diterapkannya
beberapa aturan memancing demi menjaga populasi ikan Fugu ini. Musim semi
adalah waktu yang tepat untuk memancing fugu, namun pada musim gugur dan musim
dingin, harga ikan gembung beracun ini akan meroket aliah menjadi lebih mahal
dari musim gugur.
2. Odori don – si cumi
menari
Odori don terbuat dari cumi-cumi segar tanpa kepala yang
tentakel-tentakelnya kadang masih bergerak dan terkesan menari-nari di atas
mangkuk. Bagaimana cumi tanpa kepala masih bisa hidup dan berlenggak di piring
atau mangkuk sajinya? Ini disebabkan karena kandungan garam yang sangat tinggi
dalam saus kecapnya yang bereaksi pada ion sel di tiap tentakelnya. Hal ini
menyebabkan perbedaan tegangan dan membuatnya terlihat seperti hidup dan
bergerak-gerak. Untuk menyiapkannya, badan cumi dibuang terlebih dahulu, dan
yang disajikan hanya kepala dan tentakel di atas semangkuk nasi. Badan cuminya
ditambahkan untuk penyedap rasa.
1. Shirako – kantung
sperma ikan
Warna merah muda pucat dan bentuk panjangnya, sepintas
terlihat mirip dengan usus sapi. Namun tidak, ini bukanlah usus sapi. Makanan
merah muda berbentuk panjang dan bertekstur kenyal ini adalah Shirako, yang
ternyata adalah alat kelamin ikan jantan disajikan bersama kantung spermanya.
Shirako menjadi hidangan yang paling terkenal di pub-pub dan sushi bar di
Jepang. Tertarik untuk mencoba?
Sumber
0 comments:
Post a Comment