Nama Ustadz Yusuf Mansur mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga
pembaca. Beliau dikenal sebagai uztadz yang kerap memberikan ceramah-ceramah
yang mengajarkan mengenai betapa pentingnya sedekah dan manfaatnya. Mengenai
biografi dan profil Ustadz Yusuf Mansur sendiri, beliau lahir pada tanggal 19
desember 1976 di Jakarta. Beliau lahir dari keluarga keturunan Betawi. Ayahnya
bernama Abdurrahman Mimbar dan ibunya bernama Humrifiah. Lahir dari keluarga
yang berkecukupan membuat ia sangat disayang dan manja oleh orang tuanya. Ia
merupakan anak sulung da memiliki tiga orang saudara.
Yusuf Mansur diketahui sewaktu kecil merupakan anak yang
cerdas, orang tuanya ingin agar Yusuf Mansur bisa menjadi anak yang bertakwa
dan paham akan agama yang membuat mereka kemudian menyekolahkannya di Madrasah
Ibtidaiyah Chairiyah Mansuriyah Jembatan Lima yang berada di wilayah Tambora,
Jakarta Barat. Disini sejak kelas empat, Yusuf Mansur kecil sering naik ke mimbar
untuk berpidato pada acara sekolah yang diadakan setiap menjelang Ramadhan.
Tamat dari Madrasah Ibtidaiyah, Yusuf Mansur kemudian masuk
di Madrasah Tsanawiyah Chairiyah Mansuriyah. Sekolah ini dikelola oleh keluarga
Yusuf Mansur. Disekolah ini, ia merupakan murid termuda dan juga berhasil tamat
di usia 14 tahun di tahun 1989 dan juga sukses menjadi siswa terbaik di sekolah
tersebut.
Dari Madrasah Tsanawiyah, Yusuf Mansur kemudian masuk di
Madrasah Aliyah negeri 1 Grogol. Lulus sekola, ia kemudian melanjutkan
pendidikannya dengan masuk di perguruan tinggi di IAIN Syarif Hidayatullah
dengan mengambil konsentrasi Syariah di fakultas Hukum pada tahun 1992.
Biografi Ustadz Yusuf MansurNamun karena pergaulan diluar,
lambat laun kuliah Yusuf Mansur mulai berantakan disebabkan ia lebih suka ikut
balapan motor mengikuti teman-temannya. Ia sering mengikuti balapan motor di
wilayah Jakarta Barat sehingga ia kemudian malas untuk ke kampus.
Karena kebiasaannya tersebut akhirnya ia kemudian berhenti
kuliah. Tahun 1996, Yusuf Mansur mencoba terjun ke dunia bisnis informatika,
namun kurangnya pengalaman dalam berbisnis membuat ia Yusuf mansur ketika itu
terjerat banyak hutang. Tak sanggup membayar, ia kemudian akhirnya masuk
penjara selama dua bulan.
Setelah bebas, Yusuf Mansur kemudian memulai untuk berbisnis
lagi namun usahanya kembali mengalami kegagalan dan akhirnya ia kembali
mengalami kebangkrutan dan memiliki hutang yang banyak. Dan akhirnya ia kembali
masuk penjara tahun 1998.
Di penjara tersebut kemudian menjadi titik balik kehidupan
Yusuf Mansur sebagaimana yang biasa a ceritakan ketika berceramah. Dipenjara ia
merasakan kelaparan dan tidak mendapatkan jatah makanan hanya ada sepotong roti
untuk mengganjal rasa laparnya. Roti tersebut kemudian ia ambil dan pada saat
bersamaan, ia juga melihat beberapa ekor semut sedang mencari makanan.
...Entah apa yang saya
pikirkan saat itu. Yang pasti, saya membagi roti itu menjadi dua bagian, untuk
semut-semut dan untuk saya sendiri sambil berharap mereka akan mendoakan saya
agar segera mendapatkan makanan. Ajaib! Lima menit setelah itu saya dapat nasi
bungkus Padang - Yusuf Mansur.
Peristiwa tersebut
menyadarkannya bahwa betapa pentingnya untuk bersedekah. Keluar dari penjara ia
kemudian mencoba untuk berubah dan mencoba dekat dengan agama sembari merintis
usaha kecil-kecilan. Dengan meminjam modal dari kerabatnya senilai 20 ribu
rupiah Yusuf Mansur mulai untuk berjualan es plastik di terminal.
Disertai dengan kesabaran dan keikhlasan serta rajin
bersedekah membuat usahanya sedikit demi sedikit maju. Mulai dari berjualan es
di termos, hingga ia kemudian mempunyai gerobak dan kemudian karyawan untuk
menjual es. Perlahan-lahan hidupnya kemudian membaik.
Yusuf Mansur sempat bekerja di sebuah LSM berkat bantuan
seorang polisi. Di LSM inilah kemudian Yusuf Mansur menuliskan kisah-kisahnya
selama dipenjara dalam sebuah buku yang berjudul "Wisata Hati Mencari
Tuhan Yang Hilang".
Buku yang ia tulis kemudian mendapat sambutan yang luar
biasa di masyarakat. Hal inilah yang membuat ia banyak mendapat undangan untuk
berceramah dan dalam ceramahnya, ia sering menekankan kepada para jamaahnya
pentingnya bersedekah dan manfaatnya yang luar biasa.
Tahun 2000, Ustad Yusuf Mansur menikah dengan Siti Maemunah
dan dari penikahannya tersebut hingga saat ini ia dikaruniai lima orang
anak. Namanya makin dikenal sabagai
seorang Ustadz ketika ia mulai meluncurkan sebuah kaset rekaman berisi
ceramahnya yang berjudul Kun Faya Kuun, The Power Of Giving. Dan semakin
meroket takkala ia membuat film berjudul 'Kun Faya Kuun' pada tahun 2008
sebagai bagian dari roadshow ceramahnya.
Saat ini Ustadz Yusuf Mansur menjadi pimpinan dari Pondok
Pesantren Darul Quraan dan pengajian Wisata Hati. Ia juga membuat program
pembibitan penghafal quran dan laboratorium sedekah. Ustadz Yusuf Mansur bahkan
merintis Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika bersama dua orang
temannya dan ia kemudian mulai kuliah lagi di Universitas Trisakti dengan
mengambil jurusan ekonomi makro syariah dan merintis berbagai macam usaha.
0 comments:
Post a Comment