Tidak ada jaminan sebuah negara atau kerajaan bisa berdiri kokoh dan
berdaulat selamanya. Sebut saja Persia, Mesopotamia atau Byzantium yang dahulu
begitu berkuasa akhirnya runtuh tidak bersisa.
Dengan berbagai gejolak dan krisis yang terjadi, suatu negara bisa saja
menghilang dari peta dunia dan tidak diakui kedaulatannya.
Berikut ini merupakan deretan negara yang
tidak lagi tertera di peta dunia. Keberadaanya tidak menghilang begitu saja,
namun melalui proses konflik panjang hingga akhirnya menyerah atas pihak-pihak
yang ingin berkuasa. Tidak hanya di Peta, negara-negara ini benar-benar lenyap
dari muka bumi, mulai dari pemerintahnya, bendera, lagu kebangsaan serta simbol
negara lainnya. Apa saja negara tersebut? Berikut ulasannya.
1. Tibet (1913-1951)
Kita pasti tidak asing dengan wilayah
bernama Tibet, terlebih dengan dataran tinggi Qinghai yang memberikan
pemandangan indah. Ditinjau dari sejarah geografis, Tibet selalu dipandang
sebagai kawasan tertutup yang mandiri. Ternyata wilayah ini dahulunya adalah sebuah negara, namun pada tahun 1951 Tibet diduduki wilayah
komunis China. Pasukan Mao telah mengakhiri Tibet sebagai bangsa yang berdaulat
pada tahun 1959 terjadi pembubaran pemerintahan Tibet. Pemerintah China kemudian mengubahnya menjadi
sebuah wilayah dan bukan negara. Hingga saat ini Tibet masih memiliki masalah
dengan Beijing dan menuntut kemerdekaan sekali lagi.
2. Jerman Timur, 1949-1990
Negara Jerman Timur eksis pada 1949-1990.
Negara dengan nama resmi Republik Demokratik Jerman ini dikendalikan oleh Uni
Soviet. Jerman Timur dahulu terkenal dengan Tembok Berlin, dimana setiap orang
yang melewati tembok ini akan ditembak ditempat. Namun eksistensi Jerman timur
runtuh seteleh Revolusi Damai 1989/1990. Negara ini memutuskan untuk bergabung
dengan Jerman Barat pada 3 Oktober 1990.
3. Cekoslowakia, 1918-1992
Cekoslowakia berkembang dalam dari
sisa-sisa Kekaisaran Austro-Hungaria tua. Negara ini dahulunya berdaulat dengan
Ibukotanya Praha. Pada perang dunia I, Cekoslowakia menjadi negara yang
memproduksi senjata perang. Namun pada perang dunia kedua, Cekoslowakia jatuh
ke tangan Jerman dan menjadikan negara ini boneka. Setelah perang ini berakhir,
Cekoslowakia akhirnya bebasdan merubah pemerintahannya berbentuk Republik.
Namun dalam menjalankan pemerintahannya,
negara ini mendapat pengaruh dari Uni Soviet. Cekoslowakia pun menjadi satelit
bagi teknologi uni soviet kala itu. Setelah Uni Soviet untuh pada 1991, negara
ini berusaha bangkit dan membentuk negara demokrasi. Namun mendapat tentangan
oleh para anggota parlemen yang ada di wilayah Slovakia. Negara ini memutuskan
memecah wilayahnya menjadi dua bagian, yakni Republik Ceko di bagian barat, dan
negara Slowakia di sebelah timurnya.
4. Yugoslavia, 1918-1992
Sama halnya dengan Cekoslowakia, Yugoslavia
juga merupakan negara pecahan dari Kekaisaran Austro-Hungaria pasca Perang
Dunia I. Yugoslavia mempertahankan monarki yang otokratik sampai Nazi
menginvasi negara itu pada tahun 1941. Namun dengan runtuhnya Nazi pada tahun
1945, Yugoslavia entah bagaimana berhasil menghindari pendudukan Soviet tetapi
tidak dengan Komunisme. Negara ini kemudian terpecah menjadi enam negara yang
lebih kecil (Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Macedonia, dan Montenegro)
membuatnya menjadi contoh baik apa yang terjadi ketika asimilasi budaya, etnis,
dan agama gagal.
5. Austro-Hungaria,
1867-1918
Sementara semua negara yang menemukan diri
mereka di pihak yang kalah setelah Perang Dunia Pertama menderita secara ekonomi,
dan kehilangan geografis untuk beberapa derajat, namun tidak lebih besar
kehilangan dari Kekaisaran Austro-Hungaria. Pembubaran kekaisaran besar ini
menghasilkan negara modern Austria, Hungaria, Cekoslovakia, dan Yugoslavia,
dengan bagian-bagian lainnya bergabung ke Italia, Polandia, dan Rumania.
Jadi mengapa Austro-Hungaria pecah ketika
tetangganya, Jerman tidak? Ternyata mereka tidak memiliki identitas umum dan
bahasa serta bukan rumah bagi kelompok-kelompok etnis dan keagamaan. Akibatnya,
ia menderita versi skala besar dari apa yang diderita Yugoslavia, ketika
dirinya sama terkoyak oleh semangat nasionalisme. Perbedaannya adalah bahwa
Austro-Hungaria diukir oleh para pemenang dalam Perang Dunia I, sedangkan
pembubaran Yugoslavia adalah internal dan spontan.
6. Vietnam Selatan,
1955-1975
Ketegangan di Vietnam yang berlangsung saat
ini berlangsung sejak 1954. Saat itu
beberapa pihak menginginkan untuk membagi wilayah ini menjadi dua negara, yakni
meninggalkan komunis di utara dan pseudo-demokrasi di bagian selatan. Konflik
ini pada akhirnya menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik. Amerika akhirnya meninggalkan Vietnam Selatan
berjuang sendiri pada tahun 1973. Dua tahun kemudian Vietnam Selatan mengakhiri
perang saudara, selanjutnya mereka mengubah nama negara menjadi Saigon dengan
Ho Chi Minh City sebagai Ibukota.
7. Uni Republik Soviet
Sosialis (Uni Soviet), 1922-1991
Negara lainnya yang sudah tidak lagi di
peta dunia adalah Uni Soviet. Padahal dahulu negara ini sangat kuat pada
zamannya. Selama tujuh dekade negara ini kokoh berdiri sebagai benteng Marxis
Stalinisme. Uni Sovyet didirikan pada masa kacau setelah pecahnya Imperial
Rusia pasca Perang Dunia I. Uni Soviet berhasil mengalahkan Nazi ketika tidak
ada orang yang berpikir bahwa Hitler bisa dihentikan, memperbudak Eropa Timur
selama lebih dari empat puluh tahun, menghasut Perang Korea pada tahun 1950,
dan hampir masuk ke perang terbuka dengan Amerika Serikat atas Kuba pada tahun
1962.
Tanda-tanda runtuhnya Uni Sovyet sudah
nampak pasca runtuhnya tembok Berlin pada tahun 1989, diikuti oleh hancurnya
komunisme di Eropa Timur. Uni Sovyet pun pecah belah menjadi tidak kurang dari
lima belas negara berdaulat, menciptakan blok baru terbesar dari negara sejak
pecahnya Austro- Hungaria Kekaisaran pada tahun 1918.
0 comments:
Post a Comment