Terdapat berbagai dampak yang akan terjadi soal keluarnya
Inggris dari Uni Eropa, disini coba kita lihat beberapa dampak yang dapat
terjadi serta dampaknya terhadap hubungan Inggris dengan Indonesia dimana sebelumnya telah kita bahas mengenai alasan dan fakta-fakta lain keluarnya Inggris dari Uni Eropa
Berikut ini dampak yang dapat ditimbulkan.........
Ketidakpastian
Pasar tidak menyukai ketidakpastian, dan kemungkinan Inggris
keluar dari Uni Eropa telah membuat pasar keuangan mulai mencari cara-cara lain
untuk menyelamatkan modal mereka. Kekhawatiran utama adalah keluarnya Inggris
dari Uni Eropa akan menurunkan investasi di negara itu dan memperlambat
pertumbuhan ekonomi, yang tentunya akan membuat nilai tukar poundsterling pun anjlok.
Pekan ini nilai poundsterling setiap hari terus turun, membuatnya 3,5% lebih
lemah dibanding dolar Amerika. Satu poundsterling kini bernilai 1.393 dolar
Amerika.
Perdagangan
Uni Eropa adalah blok perdagangan utama yang mencakup 508
juta orang di 28 negara, yang gabungannya merupakan pasar ekonomi terbesar di
dunia. Ketidakjelasan syarat-syarat keluarnya Inggris dari Uni Eropa membuat
para investor khawatir akan dampaknya terhadap sektor perdagangan. Bukan hanya
perdagangan di dalam Uni Eropa, tetapi juga perdagangan antara negara-negara
Uni Eropa dengan Amerika misalnya.
Tenaga Kerja
Keputusan untuk keluar dari Uni Eropa akan memicu kekurangan
tenaga kerja karena para pekerja dari negara-negara Eropa lain bisa dikirim
pulang dan mereka yang akan datang bakal dikenai pembatasan yang lebih ketat.
Sektor-sektor tertentu dalam perekonomian Inggris, seperti konstruksi yang
sangat tergantung pada pekerja dari belahan benua lain, mungkin akan menderita
kerugian.
Keluar dari Uni Eropa juga berarti mengancam industri jasa
yang berorientasi ekspor, yang mencakup sekitar 30% GDP Inggris. Para investor
khawatir Inggris akan dikecualikan dari apa yang disebut sebagai “paspor
layanan”, yang memungkinkan profesi-profesi tertentu di Inggris – seperti
pengacara dan akuntan – bisa bekerja di negara-negara Uni Eropa. Tetapi
beberapa profesi tertentu akan sulit mendapat pekerjaan di benua itu.
Inflasi
Terus terkoreksinya nilai poundsterling akan memicu inflasi,
yang saat ini berhasil diredam. Jika inflasi meningkat, Bank of England akan
berupaya menaikkan suku bunga untuk menutup kenaikan harga. Namun kenaikan suku
bunga juga akan menimbulkan dampak pada ekonomi, karena membuat pinjaman
menjadi lebih mahal.
Investasi
Inggris menarik banyak investasi asing. Itu berarti Inggris
punya defisit anggaran berjalan paling besar di dunia maju, sekitar 4,7% GDP.
Inggris adalah penerima investasi asing langsung terbesar di
Uni Eropa, sekitar 20% dari seluruh pendanaan. Tetapi ada keprihatinan bahwa
investor mungkin akan menarik modal mereka – dan memindahkan markas besar
mereka – ke Eropa jika Inggris tidak lagi menjadi anggota Uni Eropa.
Apa Dampaknya bagi
Indonesia?
Menurut Menlu RI Retno Marsudi, dampak dari Brexit bahwa Indonesia
meyakini hasil referendum tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral
Indonesia-Inggris dan menjadi kepentingan bersama kedua negara untuk terus
memupuk kerja sama di berbagai bidang strategis.
Sedangkan dari segi kerja sama ekonomi dampak dari hasil
referendum masih harus mencermati tindak lanjut dari hasil Withdrawal Agreement
Inggris-Uni Eropa. Dampak terhadap berbagai perjanjian yang ada antara
Indonesia dengan UE maupun Inggris seperti status Inggris dalam skema RI-UE
CEPA dan FLEGT License baru akan terlihat setelah disepakatinya Withdrawal
Agreement Inggris-Uni Eropa.
Inggris merupakan mitra strategis Indonesia sejak tahun
2012. Nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 2,35 milyar (2015) dan nilai
investasi Inggris di Indonesia mencapai US$ 503,2 juta (2015) serta jumlah
wisatawan Inggris ke Indonesia tercatat sebesar 69.798 wisatawan pada tahun
2015.
Sumber/Reference ::
http://www.voaindonesia.com/
http://www.tribunnews.com/
0 comments:
Post a Comment