7 Pengusaha Muda Berprestasi di Indonesia (bisnis start up Digital)

Posted by Menginspirasi Bersama on 7:21:00 PM

Banyak sekali para pengusaha di Indonesia yang meraih kesuksesan di usia muda. Tidak jarang usaha mereka telah memiliki ratusan bahkan ribuan pegawai. Berikut ini 7 Pengusaha Muda Berprestasi di Indonesia yang terjun pada bisnis start up Digital.

Nadiem Makarim



Nama Nadiem Makarim sebagai Pendiri GO-JEK semakin terkenal seiring dengan 'booming' nya nama Go-Jek di Indonesia. Go-Jek merupakan sebuah perusahaan jasa transportasi dengan menggunakan ojek dengan segala kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan kepada penggunanya yang berdiri pada tahun 2011 tapi Nadiem Makarim lebih senang menyebut perusahaan GO-JEK sebagai perusahaan Teknologi.

Dari berbagai sumber yang didapat, pria kelahiran Singapura, 4 Juli 1984 ini memiliki ayah bernama Nono Anwar Makarim yang berasal dari Pekalongan yang berprofesi sebagai pengacara dan ibu bernama Atika Algadrie dari Pasuruan yang bekerja di bidang non-profit. Nadiem Makarim memiliki dua saudara perempuan. Istri Nadiem Makarim bernama Franka Franklin, mereka menikah pada tahun 2014 yang lalu.

Alasan sederhana itulah yang membuat Nadiem Makarim mencoba merintis perusahaan sendiri yang kemudian dikenal dengan nama GO-JEK berbekal pengalaman kerja serta memiliki jiwa enterpreneurship. Ide bisnis transportasi GO-JEK sendiri berasal dari pemikiran Nadiem ketika ia berdiskusi dengan tukang ojek langganannya. Nadiem Makarim jarang menggunakan mobil karena mobilitasnya yang tinggi, ia lebih sering menggunakan jasa ojek.

Dari perbicangannya dengan para tukang ojek, ia menemukan kenyataan bahwa hampir sebagian besar tukang ojek menghabiskan waktunya hanya menunggu pelanggan saja dan susah untuk mencari pelanggan, di sisi lain kemacetan Jakarta makin memburuk maka di butuhkan sebuah layanan transportasi yang cepat serta pengiriman yang cepat untuk membantu warga jakarta.

Kemudian pada tahun 2011, GO-JEK sebagai perusahaan resmi didirikan oleh Nadiem Makarim yang kemudian menjabat sebagai CEO GO-JEK. Layanan Go-jek menawarkan kemudahan serta kecepatan dengan bekerja sama dengan para Tukang Ojek di bawah nauangan perusahaan GO-JEK. Layanan Go-jek Nadiem Makarim menawarkan jasa pengantaran barang dan makanan, transportasi, serta jasa belanja.

GO-JEK semakin berkembang setelah pada tahun 2014 mendapat suntikan dana dari perusahaan investasi asal singapura yaitu Northstar Group, kemudian perusahaan ojek milik Nadiem Makarim tersebut juga mendapat suntikan dana pada tahun yang sama dari dua perusahaan yakni Redmart Limited dan Zimplistic Pte Ltd.

Kemudian nama GO-JEK makin semakin terkenal pada tahun 2015 ketika merilis aplikasi mobilenya sehingga makin banyak menarik minat pelanggan baru yang menggunakan jasanya. Nadiem Makarim sendiri benar-benar memanfaatkan perkembangan teknologi untuk kemudahan pelanggan menggunakan jasa GO-JEK nya. Para pelanggan GO-JEK dapat menggunakan aplikasi melalui smartphone mereka untuk memesan layanan GO-JEK, selain itu Tarif dari GO-JEK didasarkan pada jarak tempuh dan pembayarannya dapat menggunakan credit (my wallet).

William Tanuwijaya



Ia dikenal sebagai Pendiri Tokopedia bersama Leontinus Alpha Edison. William Tanuwijaya lahir di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 18 November 1981. Ia bersekolah hingga SMA di kampung halamannya tersebut, dan selama 18 tahun di kampung halamannya, setelah lulus SMA ia kemudian memberanikan diri untuk berangkat ke ibukota yaitu Jakarta untuk kuliah. Ia diterima di Universitas Bina Nusantara (BINUS) Jakarta. Selama kuliah, ia rajin mencari pekerjaan sampingan untuk membiayai kuliahnya. Ketika masuk semester dua di kampusnya, ia kemudian bekerja di Warnet dari jam 9 Malam hingga jam 9 pagi.

Ia kemudian mengajak temannya yang bernama Leontinus Alpha Edison untuk mendirikan Tokopedia sebuah startup jual beli online yang menghubungkan penjual dan pembeli diseluruh Indonesia dengan biaya gratis. Untuk membangun tokopedia tersebut, William Tanuwijaya membutuhkan modal besar untuk idenya tersebut, keadaan makin sulit ketika ayahnya divonis penyakit kanker sehingga ia menjadi tulang punggung mencari nafkah untuk keluarga. Sadar bahwa idenya pasti berhasil, ia kemudian berusaha untuk mencari pendanaan atau modal untuk mengembangkan usahanya tersebut belajar dari Google dan Facebook didirikan melalui pendanaan untuk startup melalui perusahaan ventura (pemodal).

Selama dua tahun, ia bekerja keras terus menerus mencari investor untuk membiayai ide 'Tokopedia' nya tersebut. Banyak investor yang menanyakan pengalaman William Tanuwijaya dalam berbisnis. Banyak juga yang menganggap bahwa mimpinya terlalu tinggi. Disinilah modal mengenai kepercayaan menurutnya itu sangat penting sebab sangat sulit menurutnya untuk mendapatkan kepercayaan orang lain apalagi untuk memulai bisnisnya tersebut. Semua ia lakukan dari Nol untuk membangun bisnisnya tersebut.

Hingga kemudian usaha William Tanuwijaya selama dua tahun akhirnya membuahkan hasil, tepatnya pada tahun 2009, pada tanggal 6 Februari 2009, Tokopedia milik William Tanuwijaya resmi berdiri dan pada hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2009, Tokopedia resmi diluncurkan ke publik setelah mendapatkan suntikan dana dari pada Investor dan juga bos di tempat kerjanya. Tokopedia bahkan mendapatkan penghargaan sebagai e-commerce terbaik di Indonesia dari Bubu Awards.

Tokopedia terus menerus mendapatkan pendanaan dari tahun ke tahun dari para investor mengingat perkembangannya sangat baik, seperti , East Ventures tahun 2010, CyberAgent Venture di tahun 2011, Beenos di tahun 2012 dan Softbank pada tahun 2013. Tokopedia buatan William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison terus menerus berkembang, bahkan pada akhir tahun 2014, Tokopedia mendapatkan kucuran dana untuk modal sebesar 100 Juta Dollar dari Softbank Internet yang juga memodali Alibaba serta Sequoia Capital yang juga pernah memodali Google dan Apple dan Instagram. William Tanuwijaya kemudian sekarang ini menjadi CEO perusahaan Tokopedia serta Leontinus Alpha Edison menjadi COO Tokopedia. Hingga kini tokopedia terus menerus berkembang pesat berkat usaha pantang menyerah William Tanuwijaya dan rekannya Leontinus Alpha Edison

Andrew Darwis



Biografi Sang Inovator Sukses Andrew Darwis ( Pendiri Forum FJB Online Kaskus.co.id ) Sobat zone-klik, bagi para Onliners, siapa yang tidak kenal situs Kaskus.co.id, sebuah Forum FJB terbesar indonesia, Bahkan menempati peringkat 8 Besar Top sites yang paling banyak di kunjungi Versi ALexa.com, suatu Hal yang sangat luar biasa. Nah tahukah siapa Founder pendiri kaskus FJB ini ? Dialah Andrew Darwis lahir 20 Juli 1979 di jakarta merupakan pendiri (founder) komunitas online terbesar di Indonesia, Kaskus lewat situs kaskus.co.id yang sekarang ini mempunyai lebih dari 3 juta member .

Andrew sekarang menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) PT Darta Media Indonesia (Kaskus) sekaligus pemilik (owner) Kaskus Network lewat PT Darta Media Indonesia. Andrew memulai pendidikannya di SD Tarakanita Pluit Jakarta, kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Tarakanita Pluit Jakarta, setelah lulus SMP kemudian andrew memilih melanjutkan SMA Gandhi National School, Ancol '98 Jakarta, setelah lulus kemudian Andrew melajutkan studinya di Universitas Bina Nusantara, 1998 jurusan Sistem Informasi.

Setelah berkuliah di Binus, Andrew mencari universitas lain yang ‘mendukung’ hobi barunya. Ia kesulitan menemukan universitas yang cocok di Indonesia, karena kala itu multimedia belum menjadi lahan mata pencaharian umum di Indonesia. Namun akhirnya ia menemukannya melalui informasi seorang teman yang baru pulang dari Amerika. Sebuah universitas bernama Seattle University dinilainya dapat memfasilitasi hasratnya mendalami dunia web programming.

Kemudian ia memilih melanjutkan studinya di luar negeri di Art Institute of Seattle, 1999 - 2003 jurusan Multimedia & Web Design, setelah itu ia melanjutkan masternya di universitas yang sama jurusan Master of Computer Science, Seattle University, tahun 2004 - 2006.

Andrew mendirikan Kaskus pada 6 November 1999. Bermula dari pengalamannya saat menimba ilmu di salah satu universitas terkemuka di Negeri Paman Sam, Seattle University, Program Studi Multimedia & Web Design, Art Institute of Seattle Computer Science di tahun 1999, pria yang disapa Andrew ini terinspirasi membuat website forum komunitas yang bisa di bilang menjadi yang terbesar di Indonesia. "Saat itu saya ditugaskan oleh dosen untuk membuat program dari free software, dari situlah mulai muncul ide membuat website dengan nama Kaskus." Ujar Andrew yang bekerja di perusahaan lyrics.com saat kuliah di Amerika.

Berbagai penghargaan juga diterima oleh Andrew di antaranya The Best Indonesian Communities for 2005 and 2006 versi Alexa.com dan Wikipedia, dari Microsoft dengan nominasi Kaskus Indonesia Innovative Top Web Site di tahun 2008, dan dari Indosat dengan nominasi Kaskus The Online Inspiring Award di tahun 2009 Saat ini untuk me-manage Kaskus, Andrew dibantu 30 orang karyawan yang terbagi dalam tim pemasaran (marketing), sales, IT dan kreatif (creative).

Dengan potensi besarnya, kaskus telah lama menjadi lirikan investor asing. Raksasa Google dan Yahoo! Dikabarkan telah menawar kaskus senilai USD 50 juta (sekitar Rp 475 miliar). Tawaran itu ditampik mentah-mentah oleh Andrew. “Sebenarnya kalau ada yang berani membeli USD 60 juta saja, saya lepas,” canda pria kelahiran 20 juli 1979 ini.

Andrew tidak memungkiri tawaran yang datang nilainya sangat besar. Meski Demikian, dia harus melihat visi dan misi perusahaan yang membelinya. “Kalau ternyata visi misinya beda, lebih baik tidak dijual,” katanya.

Bagi Andrew, melepaskan kaskus boleh jadi seperti melepaskan sebagian hidupnya. Selama 10 tahun tinggal di Amerika serikat, pria yang terbilang tampan ini hanya bergaul dengan Komputer dan internet, tanpa sempat pacaran. “Lagi pula Seattle itu lebih sering hujan, jadi untung bagi orang yang lebih suka di dalam rungan seperti saya,” katanya sambi terkekeh.

Tetapi Di akhir tahun 2012 kemarin, sebagian saham kaskus sempat di beli oleh Putra Taipan Orang terkaya No.1 di Indonesia dengan nilai yang fantastis.

Ferry Unardi



Ferry Unardi adalah pria kelahiran Padang, 16 Januari 1988. Setelah menamatkan pendidikan SMA, Ferry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Purdue University jurusan Computer Science dan Engineering. Kecintaannya pada dunia teknologi mendorong Ferry segera lulus kuliah di tahun 2008.

Pelayanan yang berkualitas dan berdedikasi menjadi salah satu kunci kesuksesan Traveloka. Berawal dari tim kecil yang beranggotakan 8 orang, kini Traveloka mulai tumbuh menjadi perusahaan besar dengan jumlah karyawan mencapai lebih dari 100 orang untuk beragam divisi seperti maintenance, human resource, customer service serta divisi lainnya. Tidak hanya itu, kini Traveloka juga telah berekspansi dalam penjualan voucher hotel dengan berbagai pilihan serta diskon menarik.

Traveloka memberlakukan sistem e-payment melalu beberapa metode pembayaran seperti kartu kredi atau transfer via ATM. Seluruh proses pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan Traveloka terjamin keamanannya dan berada dibawah lindungan Undang-Undang ITE. Semua proses booking online, entri data serta validasi pembayaran dicantumkan secara lengkap dan rinci di website Traveloka.

Kini Traveloka sudah menjelma menjadi salah satu startup terbesar dan teropuler di Indonesia. Menduduki peringkat ke-150 menurut versi Alexa, Traveloka sudah memperoleh puluhan juta page view setiap bulan. Dengan target transaksi 2% hingga 5% dari total page view, Traveloka juga sudah berhasil menarik perhatian para investor seperti East Ventures dan Global Founders Capital. Kedua investor tersebut sudah mulai bekerjasama dengan Traveloka sejak tahun 2012 dan 2013.

Achmad Zaky



Achmad Zaky (lahir di Sragen, Jawa Tengah, 24 Agustus 1986 adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang bergerak di bidang internet. Ia merupakan pendiri sekaligus CEO dari situs e-commerce SENSOR, sebuah perusahaan E-Commerce Indonesia berbasis marketplace C2C yang berfokus pada pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Selama berkuliah, Zaky sering menjuarai beberapa kompetisi tingkat nasional, Salah satunya adalah juara II pada Indosat Wireless Innovation Contest tahun 2007. Ia membuat perangkat lunak yang disebut MobiSurveyor. Perangkat ini berguna untuk melakukan perhitungan cepat dalam sebuah survei. Zaky juga mendapatkan Merit Award pada kompetisi INAICTA (Indonesia ICT Awards) pada tahun 2008.

Bukalapak dianggap berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia melalui bisnis marketplace online. Bukalapak ingin mendorong para UKM agar dapat memanfaatkan teknologi seperti internet untuk dapat memperluas pangsa pasar mereka. Para UKM dapat berjualan secara profesional dengan memanfaatkan platform Bukalapak, dan tentunya dengan sistem yang lebih aman dan terpercaya baik bagi para pelapak maupun para pembeli.

Bukalapak menyediakan kemudahan prosedur berjualan di Bukalapak dengan platform yang menarik dan mudah untuk dimengerti, terutama bagi para pengusaha kecil-menengah untuk berjualan online. Bukalapak berharap dapat memberikan nilai tambah menuju Indonesia yang lebih baik. Bukalapak juga akan terus meningkatkan teknologi, fitur, dan keamanan yang kami miliki demi kemudahan para pengguna.

Diajeng Lestari



Diajeng Lestari dilahirkan di Bekasi pada tanggal 17 Januari 1986. Ayahnya bernama H.Heru Soekotjo dan Ibunya bernama Endang Nurul Kusumawardhani.

Setamat kuliah di tahun 2008 , Diajeng Lestari bekerja di GTZ, yaitu lembaga pemerintahan asal Jerman yang bekerjasama dengan Pemerintahan Indonesia guna meneliti tentang pelayanan public di Indonesia. Kemudian ia pindah ke sebuah perusahaan komersil dan masuk sebagai tim marketing research.

Kesehariannya ia habiskan untuk bekerja selama 8 jam dengan gaji 8jt/bulan. Sebuah angka fantastis dan kehidupan yang sangat nyaman sekali bagi Diajeng Lestari.

Sampai kemudian ia menikah dengan seorang pendiri startup bisnis juga yaitu Achmad Zaky (pendiri SENSOR). Seringnya berinteraksi dengan sang suami membuat Diajeng Lestari terbuka pemikirannya.

Akhirnya Diajeng Lestari memutuskan untuk resign dari perusahaan. Diajeng pun kemudian berfikir untuk membuat sebuah e-commerce yang berbasis fashion muslimah. Ketika ia bekerja, sangat sulit menemukan busana kerja yang Islami. Sedang perusahaan menuntut pegawainya untuk selalu tampil fashionable, bersih dan rapi.

Peluang inilah yang ditangkap oleh seorang Diajeng Lestari. Dimana ketika itu, belum ada situs yang khusus membahas tentang fashion muslimah. Diajeng tidak berkeinginan untuk membuat produk. Karena sebenarnya sudah banyak brand-brand baju muslimah yang terkenal dan bagus-bagus namun tidak tersistem dengan baik.

Diajeng Lestari kemudian mendirikan HijUp.com pada tahun 2011. Konsep dari HijUp.com ini adalah seperti mall namun online, khusus baju-baju Muslimah yang syar’i.

Jadi Diajeng Lestari harus mencari dan meyakinkan produsen busana muslim yang brand sudah kuat , kualitas bagus, dan syar’i.

Dalam perjalanannya membesarkan HijUp.com, banyak sekali lika-liku nya. Awalnya ia mempekerjakan 2 pegawai, yaitu bagian computer dan bagian gudang. Namun selang sehari pegawai bagian computer mengundurkan diri tanpa sebab. Sontak shocklah Mbak Ajeng, namun keputusan sudah diambil, HijUp.com harus terus besar dan terus maju. Akhirnya Mbak Ajeng (Diajeng Lestari) yang harus menghandle semuanya sendiri, mulai dari admin computer, meyakinkan tenant (pemilik brand yang akan diajak kerja sama), sampai model untuk sesi pemotretan pun ia sendiri yang melakukan.

Intinya masa awal-awal membangun HijUp.com itu benar-benar masa perjuangan, gak hanya kerja keras namun juga kerja cerdas dan kerja kuli. Gimana tidak, seorang Diajeng Lestari harus merangkap sebagai direktur , manajer, plus office girl untuk usahanya. Sedangkan bagian IT dibantu oleh suaminya Achmad Zaky yang saat itu juga ada perusahaan IT.

Saat ini HijUp.com sudah demikian kuat, besar dan terkenal. HijUp.com telah menjadi e-commerce pertama di Indonesia bahkan dunia yang bergerak dibidang Moslem Fashion.

Bahkan saking terkenalnya di dunia maya, Diajeng Lestari baru-baru ini mendapat funding dari perusahaan investasi yang berbasis di Silicon Valley, kalau tak salah sebesar 1juta dollar US.

Tentulah funding itu tak disia-siakannya untuk membangun HijUp.com agar lebih maju dan sukses lagi. Wow selamat ya Mbak Ajeng, tak sia-sia kerja keras anda saat ini

Kevin Mintaraga



Awalnya Kevin bukanlah seseorang yang memiliki passion bisnis. Menjalani pendidikan di Australia pada jurusan computer science membuat Kevin hanya menikmati hidup di waktu muda. Dari hobinya bermain #game, Kevin berhasil memenangkan sejumlah kompetisi nasional maupun internasional saat duduk di bangku kuliah.

Kevin sempat menemukan fakta bahwa sejumlah startup yang menjalani bisnis di bidang pernikahan memperoleh penghasilannya dari pemasangan iklan yang dilakukan oleh vendor penyedia jasa pernikahan. Model bisnis seperti ini dimodifikasi oleh Kevin agar bisa memberikan sentuhan referensi yang lebih menarik bagi para calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan.

BrideStory mengusung konsep situs direktori pernikahan di mana para calon pengantin bisa memperoleh referensi unik seputar konsep pernikahan. Sejumlah referensi tersebut biasanya berasal dari #Pinterest dan bisa dipilih sesuai dengan kategori atau inspirasi warna yang diminati. Setelah puas menelusuri informasi mengenai referensi yang menarik, maka selanjutnya calon pengantin bisa memperoleh informasi mengenai vendor jasa pernikahan yang menyediakan jasa dengan pilihan tema yang menarik.

Kini BrideStory masih terus mengembangkan fitur dan layanan agar bisa memfasilitasi hubungan antara para calon pengantin dengan keberadaan vendor penyedia jasa pernikahan.

Menjadi CEO di usia kurang dari 30 tahun membuat Kevin menjelma menjadi sosok yang sukses dan sangat inspiratif. Keberhasilannya dalam mengembangkan perusahaan menjadi sebuah tech-startup yang sukses membuatnya banyak memperoleh penghargaan sebagai bentuk apresiasi.

Penghargaan yang pernah diperoleh Kevin antara lain adalah Wira Muda Kreatif Indonesia 2012, finalis International Young Creative Entrepreneur tahun 2010 dan 2012 serta Entreprenur of The Year 2013 dari Ernst and Young’s Prestigious Award. Sejumlah penghargaan tersebut tentu menjadi bukti eksistensi dan dedikasi Kevin Mintaraga di bidang bisnis digital.

Tak jarang kita butuh semangat demi menemukan titik balik kehidupan dan keluar dari zona nyaman kita. Seperti halnya titik balik yang dialami Kevin Mintaraga, akan selalu ada kesempatan bagi kita untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi di kemudian hari



Sumber / Reference :: http://www.kaskus.co.id/ (posted by : JuraganYes)

Nama Anda
New Johny WussUpdated: 7:21:00 PM

1 comments:

Powered by Blogger.

Privacy Policy

CB