Banyak sekali para pengusaha di Indonesia yang meraih
kesuksesan di usia muda. Tidak jarang usaha mereka telah memiliki ratusan
bahkan ribuan pegawai. Berikut ini 7 Pengusaha Muda Berprestasi di Indonesia
yang terjun pada bisnis start up Digital.
Nadiem Makarim
Nama Nadiem Makarim sebagai Pendiri GO-JEK semakin terkenal
seiring dengan 'booming' nya nama Go-Jek di Indonesia. Go-Jek merupakan sebuah
perusahaan jasa transportasi dengan menggunakan ojek dengan segala kemudahan
dan kenyamanan yang ditawarkan kepada penggunanya yang berdiri pada tahun 2011
tapi Nadiem Makarim lebih senang menyebut perusahaan GO-JEK sebagai perusahaan
Teknologi.
Dari berbagai sumber yang didapat, pria kelahiran Singapura,
4 Juli 1984 ini memiliki ayah bernama Nono Anwar Makarim yang berasal dari
Pekalongan yang berprofesi sebagai pengacara dan ibu bernama Atika Algadrie
dari Pasuruan yang bekerja di bidang non-profit. Nadiem Makarim memiliki dua saudara
perempuan. Istri Nadiem Makarim bernama Franka Franklin, mereka menikah pada
tahun 2014 yang lalu.
Alasan sederhana itulah yang membuat Nadiem Makarim mencoba
merintis perusahaan sendiri yang kemudian dikenal dengan nama GO-JEK berbekal
pengalaman kerja serta memiliki jiwa enterpreneurship. Ide bisnis transportasi
GO-JEK sendiri berasal dari pemikiran Nadiem ketika ia berdiskusi dengan tukang
ojek langganannya. Nadiem Makarim jarang menggunakan mobil karena mobilitasnya
yang tinggi, ia lebih sering menggunakan jasa ojek.
Dari perbicangannya dengan para tukang ojek, ia menemukan
kenyataan bahwa hampir sebagian besar tukang ojek menghabiskan waktunya hanya
menunggu pelanggan saja dan susah untuk mencari pelanggan, di sisi lain
kemacetan Jakarta makin memburuk maka di butuhkan sebuah layanan transportasi
yang cepat serta pengiriman yang cepat untuk membantu warga jakarta.
Kemudian pada tahun 2011, GO-JEK sebagai perusahaan resmi
didirikan oleh Nadiem Makarim yang kemudian menjabat sebagai CEO GO-JEK. Layanan
Go-jek menawarkan kemudahan serta kecepatan dengan bekerja sama dengan para
Tukang Ojek di bawah nauangan perusahaan GO-JEK. Layanan Go-jek Nadiem Makarim
menawarkan jasa pengantaran barang dan makanan, transportasi, serta jasa
belanja.
GO-JEK semakin berkembang setelah pada tahun 2014 mendapat
suntikan dana dari perusahaan investasi asal singapura yaitu Northstar Group,
kemudian perusahaan ojek milik Nadiem Makarim tersebut juga mendapat suntikan
dana pada tahun yang sama dari dua perusahaan yakni Redmart Limited dan
Zimplistic Pte Ltd.
Kemudian nama GO-JEK makin semakin terkenal pada tahun 2015
ketika merilis aplikasi mobilenya sehingga makin banyak menarik minat pelanggan
baru yang menggunakan jasanya. Nadiem Makarim sendiri benar-benar memanfaatkan
perkembangan teknologi untuk kemudahan pelanggan menggunakan jasa GO-JEK nya.
Para pelanggan GO-JEK dapat menggunakan aplikasi melalui smartphone mereka
untuk memesan layanan GO-JEK, selain itu Tarif dari GO-JEK didasarkan pada
jarak tempuh dan pembayarannya dapat menggunakan credit (my wallet).
William Tanuwijaya
Ia dikenal sebagai Pendiri Tokopedia bersama Leontinus Alpha
Edison. William Tanuwijaya lahir di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara pada
tanggal 18 November 1981. Ia bersekolah hingga SMA di kampung halamannya
tersebut, dan selama 18 tahun di kampung halamannya, setelah lulus SMA ia
kemudian memberanikan diri untuk berangkat ke ibukota yaitu Jakarta untuk
kuliah. Ia diterima di Universitas Bina Nusantara (BINUS) Jakarta. Selama
kuliah, ia rajin mencari pekerjaan sampingan untuk membiayai kuliahnya. Ketika
masuk semester dua di kampusnya, ia kemudian bekerja di Warnet dari jam 9 Malam
hingga jam 9 pagi.
Ia kemudian mengajak temannya yang bernama Leontinus Alpha
Edison untuk mendirikan Tokopedia sebuah startup jual beli online yang
menghubungkan penjual dan pembeli diseluruh Indonesia dengan biaya gratis.
Untuk membangun tokopedia tersebut, William Tanuwijaya membutuhkan modal besar
untuk idenya tersebut, keadaan makin sulit ketika ayahnya divonis penyakit
kanker sehingga ia menjadi tulang punggung mencari nafkah untuk keluarga. Sadar
bahwa idenya pasti berhasil, ia kemudian berusaha untuk mencari pendanaan atau
modal untuk mengembangkan usahanya tersebut belajar dari Google dan Facebook
didirikan melalui pendanaan untuk startup melalui perusahaan ventura (pemodal).
Selama dua tahun, ia bekerja keras terus menerus mencari
investor untuk membiayai ide 'Tokopedia' nya tersebut. Banyak investor yang
menanyakan pengalaman William Tanuwijaya dalam berbisnis. Banyak juga yang
menganggap bahwa mimpinya terlalu tinggi. Disinilah modal mengenai kepercayaan
menurutnya itu sangat penting sebab sangat sulit menurutnya untuk mendapatkan
kepercayaan orang lain apalagi untuk memulai bisnisnya tersebut. Semua ia
lakukan dari Nol untuk membangun bisnisnya tersebut.
Hingga kemudian usaha William Tanuwijaya selama dua tahun
akhirnya membuahkan hasil, tepatnya pada tahun 2009, pada tanggal 6 Februari
2009, Tokopedia milik William Tanuwijaya resmi berdiri dan pada hari
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2009, Tokopedia resmi diluncurkan
ke publik setelah mendapatkan suntikan dana dari pada Investor dan juga bos di
tempat kerjanya. Tokopedia bahkan mendapatkan penghargaan sebagai e-commerce
terbaik di Indonesia dari Bubu Awards.
Tokopedia terus menerus mendapatkan pendanaan dari tahun ke
tahun dari para investor mengingat perkembangannya sangat baik, seperti , East
Ventures tahun 2010, CyberAgent Venture di tahun 2011, Beenos di tahun 2012 dan
Softbank pada tahun 2013. Tokopedia buatan William Tanuwijaya dan Leontinus
Alpha Edison terus menerus berkembang, bahkan pada akhir tahun 2014, Tokopedia
mendapatkan kucuran dana untuk modal sebesar 100 Juta Dollar dari Softbank
Internet yang juga memodali Alibaba serta Sequoia Capital yang juga pernah
memodali Google dan Apple dan Instagram. William Tanuwijaya kemudian sekarang
ini menjadi CEO perusahaan Tokopedia serta Leontinus Alpha Edison menjadi COO
Tokopedia. Hingga kini tokopedia terus menerus berkembang pesat berkat usaha
pantang menyerah William Tanuwijaya dan rekannya Leontinus Alpha Edison
Andrew Darwis
Biografi Sang Inovator Sukses Andrew Darwis ( Pendiri Forum
FJB Online Kaskus.co.id ) Sobat zone-klik, bagi para Onliners, siapa yang tidak
kenal situs Kaskus.co.id, sebuah Forum FJB terbesar indonesia, Bahkan menempati
peringkat 8 Besar Top sites yang paling banyak di kunjungi Versi ALexa.com,
suatu Hal yang sangat luar biasa. Nah tahukah siapa Founder pendiri kaskus FJB
ini ? Dialah Andrew Darwis lahir 20 Juli 1979 di jakarta merupakan pendiri
(founder) komunitas online terbesar di Indonesia, Kaskus lewat situs
kaskus.co.id yang sekarang ini mempunyai lebih dari 3 juta member .
Andrew sekarang menjabat sebagai Chief Technology Officer
(CTO) PT Darta Media Indonesia (Kaskus) sekaligus pemilik (owner) Kaskus
Network lewat PT Darta Media Indonesia. Andrew memulai pendidikannya di SD
Tarakanita Pluit Jakarta, kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Tarakanita
Pluit Jakarta, setelah lulus SMP kemudian andrew memilih melanjutkan SMA Gandhi
National School, Ancol '98 Jakarta, setelah lulus kemudian Andrew melajutkan
studinya di Universitas Bina Nusantara, 1998 jurusan Sistem Informasi.
Setelah berkuliah di Binus, Andrew mencari universitas lain
yang ‘mendukung’ hobi barunya. Ia kesulitan menemukan universitas yang cocok di
Indonesia, karena kala itu multimedia belum menjadi lahan mata pencaharian umum
di Indonesia. Namun akhirnya ia menemukannya melalui informasi seorang teman
yang baru pulang dari Amerika. Sebuah universitas bernama Seattle University
dinilainya dapat memfasilitasi hasratnya mendalami dunia web programming.
Kemudian ia memilih melanjutkan studinya di luar negeri di
Art Institute of Seattle, 1999 - 2003 jurusan Multimedia & Web Design,
setelah itu ia melanjutkan masternya di universitas yang sama jurusan Master of
Computer Science, Seattle University, tahun 2004 - 2006.
Andrew mendirikan Kaskus pada 6 November 1999. Bermula dari
pengalamannya saat menimba ilmu di salah satu universitas terkemuka di Negeri
Paman Sam, Seattle University, Program Studi Multimedia & Web Design, Art
Institute of Seattle Computer Science di tahun 1999, pria yang disapa Andrew
ini terinspirasi membuat website forum komunitas yang bisa di bilang menjadi
yang terbesar di Indonesia. "Saat itu saya ditugaskan oleh dosen untuk
membuat program dari free software, dari situlah mulai muncul ide membuat
website dengan nama Kaskus." Ujar Andrew yang bekerja di perusahaan
lyrics.com saat kuliah di Amerika.
Berbagai penghargaan juga diterima oleh Andrew di antaranya
The Best Indonesian Communities for 2005 and 2006 versi Alexa.com dan
Wikipedia, dari Microsoft dengan nominasi Kaskus Indonesia Innovative Top Web
Site di tahun 2008, dan dari Indosat dengan nominasi Kaskus The Online Inspiring
Award di tahun 2009 Saat ini untuk me-manage Kaskus, Andrew dibantu 30 orang
karyawan yang terbagi dalam tim pemasaran (marketing), sales, IT dan kreatif
(creative).
Dengan potensi besarnya, kaskus telah lama menjadi lirikan
investor asing. Raksasa Google dan Yahoo! Dikabarkan telah menawar kaskus
senilai USD 50 juta (sekitar Rp 475 miliar). Tawaran itu ditampik mentah-mentah
oleh Andrew. “Sebenarnya kalau ada yang berani membeli USD 60 juta saja, saya
lepas,” canda pria kelahiran 20 juli 1979 ini.
Andrew tidak memungkiri tawaran yang datang nilainya sangat
besar. Meski Demikian, dia harus melihat visi dan misi perusahaan yang
membelinya. “Kalau ternyata visi misinya beda, lebih baik tidak dijual,”
katanya.
Bagi Andrew, melepaskan kaskus boleh jadi seperti melepaskan
sebagian hidupnya. Selama 10 tahun tinggal di Amerika serikat, pria yang
terbilang tampan ini hanya bergaul dengan Komputer dan internet, tanpa sempat
pacaran. “Lagi pula Seattle itu lebih sering hujan, jadi untung bagi orang yang
lebih suka di dalam rungan seperti saya,” katanya sambi terkekeh.
Tetapi Di akhir tahun 2012 kemarin, sebagian saham kaskus
sempat di beli oleh Putra Taipan Orang terkaya No.1 di Indonesia dengan nilai
yang fantastis.
Ferry Unardi
Ferry Unardi adalah pria kelahiran Padang, 16 Januari 1988.
Setelah menamatkan pendidikan SMA, Ferry memutuskan untuk melanjutkan
pendidikan di Purdue University jurusan Computer Science dan Engineering.
Kecintaannya pada dunia teknologi mendorong Ferry segera lulus kuliah di tahun
2008.
Pelayanan yang berkualitas dan berdedikasi menjadi salah
satu kunci kesuksesan Traveloka. Berawal dari tim kecil yang beranggotakan 8
orang, kini Traveloka mulai tumbuh menjadi perusahaan besar dengan jumlah
karyawan mencapai lebih dari 100 orang untuk beragam divisi seperti
maintenance, human resource, customer service serta divisi lainnya. Tidak hanya
itu, kini Traveloka juga telah berekspansi dalam penjualan voucher hotel dengan
berbagai pilihan serta diskon menarik.
Traveloka memberlakukan sistem e-payment melalu beberapa
metode pembayaran seperti kartu kredi atau transfer via ATM. Seluruh proses
pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan Traveloka terjamin keamanannya dan
berada dibawah lindungan Undang-Undang ITE. Semua proses booking online, entri
data serta validasi pembayaran dicantumkan secara lengkap dan rinci di website
Traveloka.
Kini Traveloka sudah menjelma menjadi salah satu startup
terbesar dan teropuler di Indonesia. Menduduki peringkat ke-150 menurut versi
Alexa, Traveloka sudah memperoleh puluhan juta page view setiap bulan. Dengan
target transaksi 2% hingga 5% dari total page view, Traveloka juga sudah
berhasil menarik perhatian para investor seperti East Ventures dan Global
Founders Capital. Kedua investor tersebut sudah mulai bekerjasama dengan
Traveloka sejak tahun 2012 dan 2013.
Achmad Zaky
Achmad Zaky (lahir di Sragen, Jawa Tengah, 24 Agustus 1986
adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang bergerak di bidang internet. Ia
merupakan pendiri sekaligus CEO dari situs e-commerce SENSOR, sebuah perusahaan
E-Commerce Indonesia berbasis marketplace C2C yang berfokus pada pemberdayaan
Usaha Kecil Menengah (UKM).
Selama berkuliah, Zaky sering menjuarai beberapa kompetisi
tingkat nasional, Salah satunya adalah juara II pada Indosat Wireless
Innovation Contest tahun 2007. Ia membuat perangkat lunak yang disebut
MobiSurveyor. Perangkat ini berguna untuk melakukan perhitungan cepat dalam
sebuah survei. Zaky juga mendapatkan Merit Award pada kompetisi INAICTA
(Indonesia ICT Awards) pada tahun 2008.
Bukalapak dianggap berhasil menjadi high impact enterprise
di Indonesia melalui bisnis marketplace online. Bukalapak ingin mendorong para
UKM agar dapat memanfaatkan teknologi seperti internet untuk dapat memperluas
pangsa pasar mereka. Para UKM dapat berjualan secara profesional dengan
memanfaatkan platform Bukalapak, dan tentunya dengan sistem yang lebih aman dan
terpercaya baik bagi para pelapak maupun para pembeli.
Bukalapak menyediakan kemudahan prosedur berjualan di
Bukalapak dengan platform yang menarik dan mudah untuk dimengerti, terutama
bagi para pengusaha kecil-menengah untuk berjualan online. Bukalapak berharap
dapat memberikan nilai tambah menuju Indonesia yang lebih baik. Bukalapak juga
akan terus meningkatkan teknologi, fitur, dan keamanan yang kami miliki demi
kemudahan para pengguna.
Diajeng Lestari
Diajeng Lestari dilahirkan di Bekasi pada tanggal 17 Januari
1986. Ayahnya bernama H.Heru Soekotjo dan Ibunya bernama Endang Nurul
Kusumawardhani.
Setamat kuliah di tahun 2008 , Diajeng Lestari bekerja di
GTZ, yaitu lembaga pemerintahan asal Jerman yang bekerjasama dengan
Pemerintahan Indonesia guna meneliti tentang pelayanan public di Indonesia.
Kemudian ia pindah ke sebuah perusahaan komersil dan masuk sebagai tim
marketing research.
Kesehariannya ia habiskan untuk bekerja selama 8 jam dengan
gaji 8jt/bulan. Sebuah angka fantastis dan kehidupan yang sangat nyaman sekali
bagi Diajeng Lestari.
Sampai kemudian ia menikah dengan seorang pendiri startup
bisnis juga yaitu Achmad Zaky (pendiri SENSOR). Seringnya berinteraksi dengan
sang suami membuat Diajeng Lestari terbuka pemikirannya.
Akhirnya Diajeng Lestari memutuskan untuk resign dari
perusahaan. Diajeng pun kemudian berfikir untuk membuat sebuah e-commerce yang
berbasis fashion muslimah. Ketika ia bekerja, sangat sulit menemukan busana
kerja yang Islami. Sedang perusahaan menuntut pegawainya untuk selalu tampil
fashionable, bersih dan rapi.
Peluang inilah yang ditangkap oleh seorang Diajeng Lestari.
Dimana ketika itu, belum ada situs yang khusus membahas tentang fashion
muslimah. Diajeng tidak berkeinginan untuk membuat produk. Karena sebenarnya
sudah banyak brand-brand baju muslimah yang terkenal dan bagus-bagus namun
tidak tersistem dengan baik.
Diajeng Lestari kemudian mendirikan HijUp.com pada tahun
2011. Konsep dari HijUp.com ini adalah seperti mall namun online, khusus
baju-baju Muslimah yang syar’i.
Jadi Diajeng Lestari harus mencari dan meyakinkan produsen
busana muslim yang brand sudah kuat , kualitas bagus, dan syar’i.
Dalam perjalanannya membesarkan HijUp.com, banyak sekali
lika-liku nya. Awalnya ia mempekerjakan 2 pegawai, yaitu bagian computer dan
bagian gudang. Namun selang sehari pegawai bagian computer mengundurkan diri
tanpa sebab. Sontak shocklah Mbak Ajeng, namun keputusan sudah diambil,
HijUp.com harus terus besar dan terus maju. Akhirnya Mbak Ajeng (Diajeng
Lestari) yang harus menghandle semuanya sendiri, mulai dari admin computer,
meyakinkan tenant (pemilik brand yang akan diajak kerja sama), sampai model
untuk sesi pemotretan pun ia sendiri yang melakukan.
Intinya masa awal-awal membangun HijUp.com itu benar-benar
masa perjuangan, gak hanya kerja keras namun juga kerja cerdas dan kerja kuli.
Gimana tidak, seorang Diajeng Lestari harus merangkap sebagai direktur ,
manajer, plus office girl untuk usahanya. Sedangkan bagian IT dibantu oleh
suaminya Achmad Zaky yang saat itu juga ada perusahaan IT.
Saat ini HijUp.com sudah demikian kuat, besar dan terkenal.
HijUp.com telah menjadi e-commerce pertama di Indonesia bahkan dunia yang
bergerak dibidang Moslem Fashion.
Bahkan saking terkenalnya di dunia maya, Diajeng Lestari
baru-baru ini mendapat funding dari perusahaan investasi yang berbasis di
Silicon Valley, kalau tak salah sebesar 1juta dollar US.
Tentulah funding itu tak disia-siakannya untuk membangun
HijUp.com agar lebih maju dan sukses lagi. Wow selamat ya Mbak Ajeng, tak
sia-sia kerja keras anda saat ini
Kevin Mintaraga
Awalnya Kevin bukanlah seseorang yang memiliki passion
bisnis. Menjalani pendidikan di Australia pada jurusan computer science membuat
Kevin hanya menikmati hidup di waktu muda. Dari hobinya bermain #game, Kevin
berhasil memenangkan sejumlah kompetisi nasional maupun internasional saat
duduk di bangku kuliah.
Kevin sempat menemukan fakta bahwa sejumlah startup yang
menjalani bisnis di bidang pernikahan memperoleh penghasilannya dari pemasangan
iklan yang dilakukan oleh vendor penyedia jasa pernikahan. Model bisnis seperti
ini dimodifikasi oleh Kevin agar bisa memberikan sentuhan referensi yang lebih
menarik bagi para calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan.
BrideStory mengusung konsep situs direktori pernikahan di
mana para calon pengantin bisa memperoleh referensi unik seputar konsep
pernikahan. Sejumlah referensi tersebut biasanya berasal dari #Pinterest dan
bisa dipilih sesuai dengan kategori atau inspirasi warna yang diminati. Setelah
puas menelusuri informasi mengenai referensi yang menarik, maka selanjutnya
calon pengantin bisa memperoleh informasi mengenai vendor jasa pernikahan yang
menyediakan jasa dengan pilihan tema yang menarik.
Kini BrideStory masih terus mengembangkan fitur dan layanan
agar bisa memfasilitasi hubungan antara para calon pengantin dengan keberadaan
vendor penyedia jasa pernikahan.
Menjadi CEO di usia kurang dari 30 tahun membuat Kevin
menjelma menjadi sosok yang sukses dan sangat inspiratif. Keberhasilannya dalam
mengembangkan perusahaan menjadi sebuah tech-startup yang sukses membuatnya
banyak memperoleh penghargaan sebagai bentuk apresiasi.
Penghargaan yang pernah diperoleh Kevin antara lain adalah
Wira Muda Kreatif Indonesia 2012, finalis International Young Creative
Entrepreneur tahun 2010 dan 2012 serta Entreprenur of The Year 2013 dari Ernst
and Young’s Prestigious Award. Sejumlah penghargaan tersebut tentu menjadi
bukti eksistensi dan dedikasi Kevin Mintaraga di bidang bisnis digital.
Tak jarang kita butuh semangat demi menemukan titik balik
kehidupan dan keluar dari zona nyaman kita. Seperti halnya titik balik yang
dialami Kevin Mintaraga, akan selalu ada kesempatan bagi kita untuk berkembang
menjadi pribadi yang lebih baik lagi di kemudian hari
Sumber / Reference :: http://www.kaskus.co.id/
(posted by : JuraganYes)
Makasih banayk buat infonya
ReplyDelete