Sama seperti rasa penasaran saya terhadap negara bekas
pecahan Rusia ini, sebagai food enthusiast saya juga sangat penasaran tentang
kuliner di Georgia ini. Sempat membaca informasi dari buku panduan, ada
beberapa makanan yang sudah tidak sabar pengin saya cicipi yaitu khinkali dan
khacapuri. Berikut ini saya laporkan hasil eksplorasi proyek mengulik kuliner
di Georgia selama 1 minggu.
1. Khinkali
Khinkali ini sebenernya mirip xiao long bao di
restoran-restoran masakan Chinese, bentuknya mirip pucuk bunga lotus. Isinya
daging cincang dan di kantungnya sedikit berkuah akibat cara masaknya ditim.
Tapi sayangnya saya kurang suka karena kulitnya terlalu tebal. Ukurannya juga
menurut saya terlalu besar, jadi agak bikin eneg. Kalau xiao long bao kan
biasanya satu suap pas langsung masuk mulut. Oh ya, menurut kebiasaan lokal,
katanya kalau makan khinkali harus menyisakan pucuknya, tidak boleh dimakan
semuanya. Alasannya sih simple, biar gampang ngitungnya kamu makan berapa biji
(kayak ngitung tusuk sate gitu deh). Biasanya 1 porsi isinya minimal 5 biji.
2. Khachapuri
Secara gampangnya, khachapuri itu cheese pie. Tapi ternyata
masing-masing daerah punya cheese pie versi masing-masing pula. Kami sempat
mencoba beberapa jenis khachapuri yang pada saat beli dan makan sih ga tau nama
lengkapnya. Sesudah makan terus baca-baca referensi kuliner barulah
mencocok-cocokkan namanya. Beberapa jenis khachapuri yang pernah kami coba di
antaranya: khachapuri acharuli (bentuknya seperti perahu, di tengahnya ada keju
meleleh dan telur setengah matang), khachapuri imeruli (bentuknya bulat seperti
pizza, atasnya polos tapi dalamnya diisi lapisan keju meleleh, dipotong seperti
potongan pizza) dan khachapuri penovani (bentuknya kotak, isinya keju meleleh yang
dibungkus dengan lapisan kulit tipis yang kalau digigit teksturnya renyah).
3. Ojakhuri
Menu ini berupa potongan daging dicampur dengan potongan
kentang dan bawang bombay. Sepertinya sih daging dan kentangnya digoreng dulu,
kemudian dipanggang lagi pakai bawang bombay. Kami pernah makan ojakhuri di 2
tempat yang berbeda, yang satunya maknyus, yang satunya lagi agak plain (cuma
sepiring daging goreng dan kentang goreng). Kalau yang maknyus itu sepertinya
pakai bumbu dan lumayan berminyak (minyaknya itu loh yang bikin maknyus :))
4. Kababi
Ini bahasa populernya adalah kebab. Daging cincang dibentuk
bulat-bulat pipih kemudian ditusukkan ke tusuk besi raksasa kemudian
dipanggang. Setelah matang, barulah disusun di atas kulit (yang mirip kulit
lumpia) dengan ditambah daun selada, tomat, irisan bawang bombay mentah. Namun
kadang ada juga yang tidak dibungkus kulit, cuma disusun saja di atas piring
dengan irisan daun selada dan bawang.
5. Pelmen
Pelmen ini saudaranya khinkali. Katanya sih ini dumpling
versi Rusia. Bentuknya mirip onde-onde jahe. Kulitnya berupa adonan warna putih
dan isinya daging cincang. Tapi yang ini ukurannya kecil-kecil, jadi sekali
hap…langsung abis 1 biji. Dan karena ukurannya kecil, 1 porsi isinya bisa 15-20
biji.
6. Lobiani
Ini sebenarnya masih satu keluarga dengan khachapuri, tapi
isinya kacang merah giling.
7. Tarragon
Tarragon ini sebenarnya adalah tanaman herbal yang daunnya
bisa dipakai untuk memasak karena mengeluarkan harum yang khas. Saya ketemu
tarragon ini dalam bentuk minuman botol, warnanya hijau genjreng dan
rasanyanya…..seperti minuman herbal…..hahaha.
8. Homemade stuff
Orang Georgia, apalagi yang tinggal di kota-kota kecil
senang membuat sendiri makanan dari dasar. Sewaktu menginap di
homestay-homestay kami seringkali mencicipi makanan yang mereka buat sendiri
seperti misalnya keju, roti, acar bahkan sampai anggur dan vodka lokal.
Gimana, tertarik kah dengan makanan lokal di Georgia yang
punya banyak pengaruh Rusia ini? Kalau tidak suka dengan makanan lokalnya, ada
banyak makanan ‘standar’ seperti kebab, sup, berbagai jenis roti, kue &
pastry serta makanan Asia. Jadi ga usah khawatir susah makan di Georgia 🙂
Sumber / References ::
http://www.pergidulu.com/
0 comments:
Post a Comment